Rabu, 1 Oktober 2025

Kepolisian Tengah Dalami Provokator Bentrok Desa hingga Pelaku Pembakaran di Desa Buton

Hingga saat ini, kepolisian disebutnya belum menangkap pelaku lantaran masih berfokus untuk mendamaikan kedua belah desa

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Vincentius Jyestha
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya tengah mendalami siapa provokator serta pelaku pembakaran dari bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara.

"Saat ini sedang didata siapa provokatornya, pelaku-pelaku yang melakukan penganiayaan, pengrusakan, pembakaran dan lain sebagainya," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).

Hingga saat ini, kepolisian disebutnya belum menangkap pelaku lantaran masih berfokus untuk mendamaikan kedua belah desa yakni Desa Gunung Jaya dan Sampoabalo.

Selain itu, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut mengatakan kepolisian juga tengah sibuk mendata para pengungsi berjumlah ratusan yang rumahnya terbakar serta mengevakuasi korban luka.

"Saat ini belum (menangkap pelaku). Kami masih fokus mendamaikan dulu kemudian mendatakan, mengevakuasi korban luka maupun para pengungsi," kata dia.

"Kita masih mendatakan, karena ada warga yang mengungsi akibat rumah rusak dan ketakutan secara psikis. Tercatat 871 orang (mengungsi)," tandasnya.

Sekitar 87 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Belum diketahui penyebab pasti pemicu pertikaianyang melibatkan antar kelompok pemuda desa gunung jaya dengan pemuda desa sampuabalo.
Sekitar 87 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Belum diketahui penyebab pasti pemicu pertikaianyang melibatkan antar kelompok pemuda desa gunung jaya dengan pemuda desa sampuabalo. (KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE)

Baca: Polri Ungkap Kronologi Bentrok Antar Warga Desa di Buton Sulawesi Tenggara

Sebelumnya diberitakan, Mabes Polri mengungkap kronologi bagaimana mulanya pecah bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan masalah dimulai dari konvoi sepeda motor yang dilakukan oleh para pemuda Desa Sampoabalo melewati Desa Gunung Jaya, Selasa (4/6) sekira pukul 21.00 WIB.

"Hal itu membuat masyarakat disana resah, kemudian situasi tersebut ternyata sebagai salah satu pemicu," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).

Sehari berselang pasca konvoi motor, seorang pemuda dari Desa Sampoabalo akan melakukan silaturami ke rumah saudaranya dengan melewati Desa Gunung Jaya sekira pukul 13.00 WIB.

Namun, saat melewati desa itu, pemuda tersebut dipanah dengan busur dari besi oleh pemuda dari Desa Gunung Jaya.

Akibatnya, pemuda Sampoabulo terkena dan terluka di bagian dada sebelah kiri. Kemudian melaporlah dirinya kepada masyarakat desanya yang kemudian melakukan penyerangan kepada Desa Gunung Jaya.

Sebanyak 100 lebih warga Desa Sampaobulo menyerang sekira pukul 14.00 WIB.

Adapun 50 rumah di Desa Gunung Jaya dibakar beserta satu unit mobil dan satu unit sepeda motor.

"Aparat kepolisian dan TNI berusaha untuk meredam, melokalisir agar kejadian tersebut tidak meluas," ucap mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved