Sabtu, 4 Oktober 2025

Polri Ungkap Kronologi Bentrok Antar Warga Desa di Buton Sulawesi Tenggara

Namun, saat melewati desa itu, pemuda tersebut dipanah dengan busur dari besi oleh pemuda dari Desa Gunung Jaya.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kompas.com/Defriatno Neke
Sekitar 56 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Belum diketahui penyebab pasti pemicu pertikaianyang melibatkan antar kelompok pemuda desa gunung jaya dengan pemuda desa sampuabalo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengungkap kronologi bagaimana mulanya pecah bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan masalah dimulai dari konvoi sepeda motor yang dilakukan oleh para pemuda Desa Sampoabalo melewati Desa Gunung Jaya, Selasa (4/6) sekira pukul 21.00 WIB.

"Hal itu membuat masyarakat disana resah, kemudian situasi tersebut ternyata sebagai salah satu pemicu," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).

Sehari berselang pasca konvoi motor, seorang pemuda dari Desa Sampoabalo akan melakukan silaturami ke rumah saudaranya dengan melewati Desa Gunung Jaya sekira pukul 13.00 WIB.

Namun, saat melewati desa itu, pemuda tersebut dipanah dengan busur dari besi oleh pemuda dari Desa Gunung Jaya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (Vincentius Jyestha/Tribunnews.com)

Baca: Bentrokan Berdarah di Buton Gara-gara Gas Sepeda Motor, Akibatkan 2 Tewas, 87 Rumah Dibakar

Akibatnya, pemuda Sampoabulo terkena dan terluka di bagian dada sebelah kiri.

Kemudian melaporlah dirinya kepada masyarakat desanya yang kemudian melakukan penyerangan kepada Desa Gunung Jaya.

Sebanyak 100 lebih warga Desa Sampaobulo menyerang sekira pukul 14.00 WIB.

Adapun 50 rumah di Desa Gunung Jaya dibakar beserta satu unit mobil dan satu unit sepeda motor.

"Aparat kepolisian dan TNI berusaha untuk meredam, melokalisir agar kejadian tersebut tidak meluas," ucap mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.

Akan tetapi, warga Desa Gunung Jaya melakukan serangan balik pada Kamis (6/6) dengan melibatkan kelompok etnis tertentu.

Akibat serangan balik ini, dua orang meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.

Oleh karena situasi itu, Polri menerjunkan 3 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob untuk melakukan pengamanan di perbatasan kedua desa.

Selain itu diperbantukan pula 2 SST dari Komando Resort Militer dan satu SST dari Polres BauBau.

"Kapolda, bersama Danrem, Bupati serta tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat sudah melakukan rapat untuk meredam situasi disana. Dan semua warga diminta menahan diri," kata dia.

"Karena aparat kepolisian bersama TNI akan melakukan penegakan hukum terhadap siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum," tukas Dedi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved