Pemilu 2019
Pemilu Serentak Banyak Makan Korban, Wapres Jusuf Kalla : Apa Perlu Diteruskan Lagi?
"Coba yang meninggal kan hampir 100 orang. Apa itu diteruskan lagi supaya 5 tahun lagi (pemilu serentak)," kata Jusuf Kalla
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pemilihan umum serentak, pileg dan pilpres tak lagi diselenggarakan ke depan.
Menurut Jusuf Kalla, pemilu serentak pertama ini, telah banyak memakan korban, yang berasal dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) maupun aparat keamanan.
Baca: Golkar Sebut KPU Beri Porsi Lebih Banyak kepada Pilpres ketimbang Pileg
"Coba yang meninggal kan hampir 100 orang. Apa itu diteruskan lagi supaya 5 tahun lagi (pemilu serentak), ada yang meninggal ratusan orang karena kelelahan, karena capek, karena menghitung (surat suara) lama. Ini harus sesuai proposional lah," harap Jusuf Kalla saat ditemui pada peresmian kantor baru PT. KBN, Cakung, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Jusuf Kalla menyakini, keputusan MK terkait aturan pemilu serentak dapat diubah, dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada.
Baca: KPU Usul Pemilu Serentak Selanjutnya Dibagi Jadi Dua Jenis
"Ya masih (diubah) kalau DPR sudah memutuskan . MK juga melihat kenyataan, polisi berapa meninggal, KPPS berapa meninggal, semoga dirahmati Allah atas segala jasa-jasanya, apa itu mau dibiarkan (pemilu serentak), memang sesuai diperkirakan 24 jam berhitung. Ada di daerah-daerah," jelas Jusuf Kalla.
Pada pemilu 2019, rakyat tak hanya memilih Presiden dan Wakil Presiden, namun juga menjadi momen rakyat Indonesia untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
KPU Evaluasi Pemilu Serentak
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019.
Evaluasi dilakukan menyusul banyak korban meninggal dunia, khususnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di sejumlah daerah karena faktor kelelahan.
Baca: Seorang Anggota KPPS Keguguran dan Seorang Linmas di Madiun Meninggal Dunia saat Tugas Pemilu

"Kami perlu informasikan terkait dengan jumlah sementara sanpai pukul 17.49 WIB, petugas penyelenggara pemilu yang tertimpa musibah itu sebanyak 91 orang meninggal dunia. Kemudian 374 orang sakit," ujar Ketua KPU, Arief Budiman dalam konferensi pers di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Selain petugas KPPS, pelaksanaan rangkaian proses Pemilu Serentak 2019 juga menelan korban dari institusi lain.
Dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) sebanyak 26 orang dan dari kepolisian yang mengawal logistik dan mengamankan TPS sebanyak 15 anggota.
Selain itu, masih terdapat 459 orang petugas yang jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit yang tersebar di hampir seluruh provinsi.
Ketua KPU, Arief Budiman mengaku tengah menyusun pembahasan internal terkait pemberian santunan kepada para petugas yang tertimpa musibah tersebut.