Pemilu 2019
Dari DKI Hingga Kaltim, Ini Nama-nama Petugas KPPS yang Meninggal saat Bertugas
Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal dalam proses Pemilu 2019 tersebut
"Ibu Yuli di TPS 10 menjadi anggota KPPS, di TPS 10 selesai penghitungan suara hingga sekitar jam 04.30 wib."
"Setelah penghitungan suara, semua masih baik-baik saja, setahu saya Bu Yuli sempat membuka warung klontong miliknya," jelasnya.
Dia menambahkan, pada Jumat malam mendapatkan kabar Yuli meninggal setelah kejang dirumahnya.
Baca: Diduga Kelelahan, Dua Petugas KPPS di Kabupaten Bogor Meninggal
"Almarhumah lalu di bawa ke Rumah Sakit Kustati, tapi saat sudah sampai Rumah Sakit, beliau sudah meninggal," imbuhnya.
Yuli merupakan seorang guru dari Sekolah Paud Mawar Ceria, di Desa Wirun, dan aktif di organisasi Himpaudi.
Kepergian Yuli meninggalkan seorang suami dan seorang anaknya.
Sementara itu, Komisioner KPU Sukoharjo Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi, Cecep Choirul saat melayat mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya.
Petugas KPPS Gantung Diri di Sleman
Tugiman, Ketua KPPS TPS 21 di Sleman dilaporkan tewas pada Jumat (19/4/2019).
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 21 di Dusun Murten, Tridadi, Sleman, tersebut ditemukan tergantung di pojok rumahnya dua hari pascapemilu 2019.
Dikutip dari Tribun Jogja, Kapolsek Sleman Kompol Sudarno membenarkan peristiwa tersebut
Kompol Sudarno menjelaskan kronologi tewasnya Ketua KPPS TPS 21 di Sleman tersebut
"Korban ditemukan gantung diri di pojok belakang rumah," kata Sudarno malam ini.
Menurut Sudarno, Tugiman ditemukan oleh istri dan putrinya sendiri.
Saat itu istri Tugiman, Kenwanti hendak mencari suaminya tersebut. Korban pun ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB.
Setelah ditemukan, pihak keluarga langsung melapor ke Babinsa setempat.
Segera ditemukan, dokter dari Puskesmas terdekat dihubungi untuk mengecek kondisi jenazah. Begitu juga kepolisian Polres Sleman.
"Pukul 14.45 WIB ditarik kesimpulan bahwa korban murni bunuh diri," kata Sudarno.
9 Orang Meninggal di Sumenep Jatim
Sejumlah petugas pemilu 2019 di Jawa Timur (Jatim) meninggal dunia saat menjalankan tugas.
Hingga Sabtu (20/4/2019), KPU Jatim mencatat ada sembilan orang yang meninggal dunia (penyelenggara pemilu meninggal).
Para petugas atau penyelenggara pemilu meninggal tersebut tersebar di beberapa daerah.
Yakni, Surabaya, Jombang, Kabupaten Blitar, Kota Mojokerto, Kota Malang, Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo serta Sumenep Madura (dua orang).
Mereka yang meninggal di antaranya bertugas sebagai Kelompok Panitia Pemilihan Suara (KPPS). Termasuk, juga tenaga pengamanan.
Hal ini telah menjadi perhatian KPU Jatim. Sejauh ini, KPU Jatim telah memberikan santunan kepada keluarga mendiang.
"Beberapa sudah kita berikan santunan," kata Ketua KPU Jatim, Choirul Anam ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu (20/4/2019).
"Lainnya, sambil mengunggu perkembangan Insyaallah akan kita berikan santunan. Sementara, sambil menunggu update kab/kota lainnya," imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya, kata Choirul Anam memastikan bahwa hal tersebut tak menghambat proses pemungutan suara di daerah.
"Sementara tidak (mengganggu)," katanya.
Nurul Amalia, Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data KPU Jatim menambahkan, bahwa pihaknya juga menerima laporan tak resmi adanya beberapa penyelenggara yang sakit.
"Hampir di tiap kabupaten/kota ada," kata Nurul ketika dikonfirmasi terpisah.
"Setiap saya berkunjung ke daerah, selalu saja ada laporan soal petugas yang sakit. Misalnya saja karena kelelahan," tukasnya.
Banyak di antara petugas tersebut kelelahan akibat panjangnya proses pemilu.
"Ada yang terpaksa memakai selang infus saat bertugas karena sakit. Penyebabnya, dia tidak mau digantikan karena merasa bertanggungjawab," katanya.
Bahkan, sebelum pemungutan suara saja banyak petugas yang kelelahan.
"Sebab, persiapan itu kan lumayan panjang. Jadi, dari bimtek, menulis C6 (undangan pemberitahuan kepada pemilih), mengedarkan C6, kemudian persiapan TPS. Itu kan nggak bisa sehari," jelasnya.
Namun, sekali lagi pihaknya memastikan bahwa hal itu tak mempengaruhi kualitas pemilu kali ini.
Para kelompok penyelenggara tetap bersikap profesional dengan menyelesaikan setiap tahapan sesuai dengan tugas masing-masing.
Data Badan AdHoc, Penyelenggara Pemilu di Jatim yang wafat saat bertugas:
Di Jombang, Iqbal, tenaga pendukung KPU Jombang meninggal karena kecelakaan setelah pulang dari gudang logistik pukul 03.00 WIB dini hari.
Soko Priyo Seputro, Ketua PPS Kendalrejo, Srengat Blitar.
Ismani, Linmas dr tps 3 Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto.
Saat mengantarkan kotak suara ke kelurahan dengan menggunakan mobil pic up,ketika naik kondisi korban baik-baik saja.
Namun, memang punya riwayat penyakit jantung. Ketika tiba di kelurahan kondisinya sudah meninggal.
Agus, Anggota KPPS 04 TPS 04 Kelurahan Tlogomas Kec Lowokwaru, Malang eninggal dunia setelah mengantarkan logistik kelurahan.
Di Sumenep, ada dua yang meninggal yakni Asnawi, Anggota PPS Desa Longos Kecamatan Gapura dan Syaiful, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep
Petugas Ketertiban TPS 24 desa Pulo, Kecamatan tempeh, Lumajang meninggal dunia 17/4/2019 saat bertugas.
Ajis, TPS 01 Menyono Kuripan, Probolinggo.
Setelah kritis di Ruang ICU RS Dharma Husada Kota Probolinggo, meninggal dunia pada Kamis, 18 April 2019. Tugas dilanjukan oleh 6 KPPS
Badrul Munir, Anggota KPPS 19 Kelurahan Kedung Baruk kec rungkut, Surabaya meninggal di rumah sakit setelah pelaksanaan penghitungan.
Sempat pingsan, kemudian dibawa ke rumah sakit. Kemudian, wafat 12 jam berikutnya di rumah sakit.
Seorang Petugas Meninggal di Samarinda Ilir
Anggota KPPS di TPS 03, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, Kalimantan Timur, Dany Faturrahman (41) meninggal dunia pada Kamis (18/4/2019) pagi, setelah lembur menjalankan tugasnya sebagai petugas KPPS.
Diberi Santunan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana memberikan santunan kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia dan sakit karena kelelahan melakukan penghitungan suara di TPS.
"Ya bisa nanti orang sakit, meninggal, kita santuni lah," kata Komisioner KPU Ilham Saputra di kantor KPU Ri di Jakarta.
Ilham Saputra mengatakan, petugas KPPS yang sakit maupun meninggal dunia tidak hanya disebabkan karena faktor kelelahan, tetapi ada pula yang terkena serangan jantung.
Ia mengakui, pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu sangat berat dan menguras tenaga.
Oleh karena itu, KPU memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran penyelenggara pemilu.
Baca: Diduga Lelah dan Penyakitnya Kambuh, Seorang Anggota KPPS di Sukoharjo Meninggal
"Atas nama KPU RI apresiasi kepada penyelenggara pemilu bawah, petugas KPPS yang sakit, yang meninggal," ujar Ilham Saputra.
"Menurut kami, mereka pahlawan demokrasi yang kemudian nanti akan berikan penghargaan kepada mereka semua, juga penyelenggara pemilu kabupaten dan provinsi yang menyelenggarakan Pemilu 2019 yang sampak saat ini relatif berjalan baik," sambungnya. (Tribunnews.com/TribunSolo.com/TribunMadura.com/Tribun Jogja/Kompas.com)