Pemilu 2019
Sekjen PDIP Minta Pengurusnya di Daerah Rangkul Kalangan Milenial
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan ratusan kader partainya melakukan konsolidasi di Sleman, Yogyakarta, Senin (26/11/2018).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan ratusan kader partainya melakukan konsolidasi di Sleman, Yogyakarta, Senin (26/11/2018).
Hasto mengunjungi Sleman dalam rangka Safari Kebangsaan Jilid II menyusuri jalur selatan Yogyakarta.
Hujan yang turun tak menghentikan kegiatan konsolidasi di Sleman.
Hasto hadir bersama Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Nusyirwan Soedjono.
Baca: Anies Baswedan Ubah Nama Pulau Reklamasi C, D, dan G
Dalam paparannya, Hasto meminta agar jajaran PDIP di daerah mendorong kegiatan berpolitik dengan kreativitas.
"Apalagi Yogyakarta ini penuh dengan sosok kreatif," kata Hasto.
Hasto mengatakan bahwa partai seharusnya mengundang para mahasiswa agar ikut dalam kegiatan partai.
Bila perlu, kantor partai dibangun senyaman mungkin buat anak muda.
Misalnya, kantor partai biasanya mayoritas berwarna merah kuat.
Baca: Penanggulangan Korupsi Hingga Radikalisme Akan Jadi Isu untuk Debat Calon Presiden
Sementara anak muda masa kini cenderung lebih suka corak yang lebih berwarna-warni.
"Merah itu warnanya strong. Jadi tak usah banyak-banyak. Kalau merah semuanya nanti kesannya sangar," kata Hasto.
Untuk itu, pengurus daerah partai boleh berkreasi. Sebagai contoh, DPP PDIP punya sebuah official store 'redme', yang menjadi wadah anak muda mengkreasikan atribut baru partai yang menyasar kaum milenial. Produknya dijual online dan saat ini sudah beromzet Rp 100 juta perbulan.
"Bangun sesuai nuansa lokal. Hadirkan kantor partai yang ramah, dapur, kamar mandinya bersih, internet baik. Sediakan ruang kreasi, perpustakaan dengan buku-buku Bung Karno," kata Hasto.
Baca: Tidak Kenal, Politikus Nasdem Bestari Barus Enggan Pilih Ahmad Syaikhu Jadi Wakil Gubernur DKI
Djarot Saiful Hidayat menambahkan, hampir 50 persen pemilih di pemilu 2019 berusia 30 tahun ke bawah. Mayoritas memiliki karakter antimainstream dan suka bermedia sosial.