JK: Perdamaian Kunci Menjaga Peradaban dan Kesejahteraan Bangsa
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa (DHC) dari Universitas Hiroshima, Rabu siang waktu setempat, (21/2/2018).
Dalam orasi ilmiah yang mengusung tema “Ketidaksesuaian Antara Konflik dengan Peradaban” itu, Wapres memaparkan tragedi kemanusiaan yang meluluhlantakkan kota Hiroshima yang indah dan berperadaban, pada peristiwa 6 Agustus 1945 lalu.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kita memiliki senjata mematikan yang dapat memusnahkan umat manusia dan peradaban,” paparnya.
“Sejarah tidak dapat dan tidak akan menghapus tragedi kemanusiaan ini,” kata Wapres.
Tragedi itu, sambung Wapres, menjadi mimpi buruk karena sekelompok manusia menghilangkan kelompok manusia lainnya.
"Kita semua mengutuk dan tidak pernah menyetujui hal tersebut. Tidak mungkin untuk melupakannya. Saya telah mengalami berbagai peristiwa bersejarah dalam hidup saya, tragedi Hiroshima dan Nagasaki adalah yang paling mengerikan," ucap Wapres.
Secara pribadi, kata Wapres, hal ini selalu menghantui pikiran hingga saat ini, sehingga ia berbagi derita ini sebagaimana yang diderita oleh para sahabatnya di Jepang.
"Saya juga sependapat dengan prinsip yang dianut oleh teman-teman Jepang: perang sudah cukup. Tidak ada lagi perang,” ujarnya.
Selain Mufidah Jusuf Kalla, Tampak hadir Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Abdul Hamid Awaluddin, Utusan Khusus RI untuk Jepang Rahmat Gobel, Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Muhamad Luthfi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi.