Senin, 6 Oktober 2025

JK: Perdamaian Kunci Menjaga Peradaban dan Kesejahteraan Bangsa

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa (DHC) dari Universitas Hiroshima, Rabu siang waktu setempat, (21/2/2018).

Tribunnews.com/Rina Ayu
Wapres Jusuf Kalla 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, HIROSHIMA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa (DHC) dari Universitas Hiroshima, Rabu siang waktu setempat, (21/2/2018).

Penghargaan diberikan langsung oleh Rektor Universitas Hiroshima Mitsuo Ochi di Higashi Hiroshima Campus I-3-2 Kagamayama, Higashi Hiroshima-Shi Universitas Hiroshima.

Dikatakan JK, memajukan suatu negara, selain melalui kerjasama di bidang pendidikan antar negara, menjaga perdamaian juga merupakan kunci utamanya.

Baca: Ismed Sofyan Minta Kerusakan SUGBK Tidak Dibesar-besarkan, Ini Pesannya Buat The Jakmania

"Karena perdamaian adalah suatu unsur untuk mencapai kesejahteraan suatu bangsa," tegas Jusuf Kalla dalam sambutannya usai menerima gelar Doktor Honoris Causa (DHC).

Wapres mengungkapkan, bahwa setiap konflik baik di masa lalu maupun saat ini, yang terjadi dibanyak negara telah menimbulkan kehancuran dan kemiskinan suatu bangsa.

"Karena itulah, maka kita selalu melakukan kegiatan dan gagasan untuk mengatasi konflik, dan mencegah perang untuk mencapai perdamaian," terangnya,

Dikatakan Wapres, bahwa perang dan konflik selalu menyusahkan.

“Bangsa Jepang yang memiliki pengalaman tidak bisa dilupakan dalam sejarah peradaban manusia,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan ucapan terimakasih dan menuturkan, bahwa penghargaan yang di berikan oleh Universitas Hiroshima kepada dirinya, juga untuk Bangsa Indonesia.

"Penghargaan yang membahagiakan ini bukan hanya untuk saya, melainkan juga untuk teman-teman, dan seluruh bangsa Indonesia yang cinta damai," kata Wapres.

Seusai menerima penghargaan, Wapres JK memberikan orasi ilmiahnya di hadapan civitas akademika Universitas Hiroshima.

Wapres mengingatkan bahwa paradigma perdamaian harus diubah, mengingat kompleksitas dan dinamisnya kehidupan serta kemajuan teknologi persenjataan saat ini.

”Kita tidak akan mendefinisikan perdamaian hari ini sebagai tidak adanya kekerasan. Perdamaian harus dipercaya sebagai kondisi di mana keadilan ditegakkan, persamaan dijamin, kebebasan dipelihara, kemakmuran dicapai, toleransi merupakan praktek sehari-hari, hak asasi manusia (HAM), demokrasi dan lingkungan terpelihara. Inilah caranya kita melihat, mempercayai, dan mempraktekkan perdamaian hari ini,” ucap Wapres.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved