Rizal Ramli: Wong Ekonomi Lagi Melambat, Anggaran Malah Diketatkan
"Sederhana saja, wong ekonomi lagi melambat, (malah) diketatkan," lanjutnya.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Rizal Ramli mempertanyakan program pengetatan anggaran yang dilakukan Pemerintah Indonesia di saat terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Rizal Ramli, dalam rekaman 'Jaya Suprana Show' yang diunggah Selasa (13/2/2018), menjabarkan ramalannya soal perekonomian Indonesia di 2017 yang menurutnya bakal "mandeg".
"Desember 2016, Rizal Ramli mengatakan bahwa ekonomi Indonesia bakal mandeg (pada 2017). Bakal hanya tumbuh lima persen," tutur Rizal Ramli.
Baca: KPK: Jangan Bebankan Pembuktian Kepada Novel Baswedan
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tersebut mengatakan, Presiden Jokowi saat itu sempat menargetkan pertumbuhan sebesar 5,4 persen untuk 2017.
Karena dianggap tak memungkinkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani kemudian menggeser target menjadi 5,2 persen.
"Eh, ternyata buntutnya hanya bisa 5,02 persen. Nyaris seperti ramalan Rizal Ramli pada Desember 2016, bahwa di 2017 (ekonomi) kita 'mandeg'. Stagnasi di lima persen," kata Rizal Ramli lagi.
Baca: Jokowi Akan Hadir Dalam Kongres ke-30 HMI di Ambon
Menurut Rizal Ramli, ia bisa meramalkan demikian lantaran dirinya meyakini program pengetatan anggaran yang dilakukan pemerintah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin stagnan.
Rizal membandingkan hal tersebut dengan yang dilakukan oleh negara-negara maju seperti AS dan negara-negara Eropa, yang justru memompa perekonomian agar pulih lebih cepat.
"Istilah bahasa asingnya itu 'austerity program', program pengetatan. Pajak diuber, pengeluaran dikurangi. Ya, pasti makin stagnan," jelas Rizal Ramli.
Baca: KPK Telisik Aliran Dana Dalam Kasus Suap Dengan Tersangka Emirsyah Satar
"Sederhana saja, wong ekonomi lagi melambat, (malah) diketatkan," lanjutnya.
Pengetatan atau pemotongan anggaran, kata Rizal, memang kerap membuat Presiden Jokowi dipuji pihak asing.