Pemilu 2019
Viva Yoga: Sejak 2004 Hasil Survei Begitu Tapi Kenyataannya PAN Punya Kursi Di DPR
Partai Amanat Nasional (PAN) optimis mendapat suara melebihi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dalam Pemilu 2019.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) optimis mendapat suara melebihi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dalam Pemilu 2019.
Menurut Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, sejak 2004, ketika PAN disurvei, hasilnya selalu berada dibawah.
"Tapi kenyataannya hasil pemilu dari tahun 2004, 2009, dan 2014 tidak sesuai survei," kata Viva Yoga kepada Tribunnews.com, Kamis (25/1/2018).
Baca: Zumi Zola Serahkan Kasus Suap APBD Jambi Kepada KPK
Baca: Fadli Zon Anggap Aneh Usulan Mendagri Soal Jenderal Polisi Jadi Pejabat Sementara Gubernur
Hal tersebut disampaikan Viva Yoga guna menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai partainya termasuk terancam tidak dapat memenuhi parliamentary threshold (PT) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
LSI sebut lima partai yakni PPP, Nasdem, PKS, PAN, dan Partai Hanura terancam tidak penuhi PT dalam Pemilu 2019.
Baca: Disurvei Tidak Lolos Parliamentary Tresholhd, PAN Sebut Lembaga Survei Tidak Selalu Benar
Baca: Pilkada Serentak 2018 Rawan Isu SARA, Bambang Soesatyo: Tanpa Diperintah, Saya Sudah Koordinasi
Nasdem berada di 4,2 persen, PKS di 3,8 persen, PPP di 3,5 persen, PAN di 2,0 persen, dan Hanura di 0,7 persen. Padahal, untuk lolos ke DPR, parpol harus mendapatkan 4 persen suara sah nasional di Pemilu 2019.
Mengapa begitu? Viva Yoga pun menjelaskan alasan kekuatan elektoral PAN ada pada Calon Legislatif (Caleg) di tiap-tiap Daerah pemilihan (Dapil).
Dia ingatkan bahwa, menjelang beberapa bulan kinerja Caleg tidak bisa dipetakan lembaga survei.
Baca: Hasil Survei: Lima Partai Terancam Tak Dapat Penuhi Ambang Batas Parlemen Dalam Pemilu 2019
Baca: Elektabilitas Meningkat, Partai Golkar Tetap Setia Dukung Jokowi
"Tidak bisa diukur oleh survei. Makanya hasilnya berbeda. Saya tidak kaget dengan hasil survei karena masing-masing lembaga survei biasanya berbeda hasilnya," ujar Viva Yoga.
Lebih lanjut ia menjelaskan, survei itu penting untuk mengetahui eksistensi partai atau kandidat dalam mengukur popularitas dan elektabilitas.
Karena survei adalah cermin untuk dapat mengetahui bagaimana posisi dan aspirasi publik terhadap partai atau kandidat.
Untuk itu soal validasi dan akurasi serta metodologi survei sangat penting dalam nilai obyektivikasi.
"Jika surveinya abal-abal atau tendensius dan tidak obyektif karena ada interest, maka hasilnya akan jauh dari realitas sosial politik karena validasi dan akurasi hasil survei rendah," jelasnya.
Selain itu ada atau tidak ada survei yang dipublikasikan ke media, dia tegaskan, PAN telah bekerja.
Bahkan PAN juga telah membuat survei internal yang tidak dipublikasikan. Hasilnya cukup baik.
"Tapi PAN masih terus berjuang dan bekerja meningkatkan daya elektoralnya," ucapnya.
PAN juga menghormati seluruh hasil survei dari lembaga survei yang independen, yang bebas dari kepentingan politik, yang tidak menjadi konsultan politik dan pemenangan dari partai atau kandidat.
"Ciri lembaga survei seperti ini akan mengedepankan obyektivitas sehingga hasil surveinya menjadi valid dan akurat," jelasnya.
Nasdem berada di 4,2 persen, PKS di 3,8 persen, PPP di 3,5 persen, PAN di 2,0 persen, dan Hanura di 0,7 persen. Padahal, untuk lolos ke DPR, parpol harus mendapatkan 4 persen suara sah nasional di Pemilu 2019.
Namun, karena margin of error survei ini 2,9 persen, maka perolehan NasDem masih tergolong riskan untuk tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.
Survei dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih berdasarkan multistage random sampling.
Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 provinsi.
Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen.