Minggu, 5 Oktober 2025

Fadli Zon: Politik Identitas Menguat Karena Negara Abai Terhadap Keadilan Sosial

Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR RI Fadli Zon mencatat sejumlah hal sepanjang tahun 2017.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Wahyu Aji/Tribunnews.com
Fadli Zon 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR RI Fadli Zon mencatat sejumlah hal sepanjang tahun 2017.

Menurutnya, ada beberapa kata kunci yang telah meramaikan jagat politik Indonesia sepanjang 2017, yaitu hoax, SARA, toleransi, politik identitas, dan UU Ormas.

Semuanya bukanlah isu yang menyenangkan.

Menurut dia, wajah dunia politik Indonesia sepanjang 2017 sangat dipengaruhi wajah Pilkada DKI.

Baca: Pertarungan Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil, dan Deddy Mizwar Mendapat Tiket Pilkada Jawa Barat

"Hampir seluruh isu yang mewarnai Pilkada DKI, mulai dari isu SARA, politik identitas, atau isu hoax, yang oleh para pengamat di-framing sebagai kebangkitan populisme kanan, kemudian bergema secara nasional," kata Fadli lewat pesan singkat yang diterima, Kamis (28/12/2017).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengatakan, sebagai bangsa majemuk, bangkitnya wacana politik identitas memang pantas membuat kita berkaca diri.

Baca: Jokowi Minta Bandara Supadio Diperbesar Lagi Untuk Imbangi Lonjakan Penumpang

Menurutnya, politik identitas erat kaitanya dengan proses aksi reaksi di lingkungan masyarakat.

"Mengeksploitasi kekhawatiran sangatlah tak berguna. Kita mesti bertanya, apa yang telah membuat politik identitas seolah kembali bangkit belakangan ini?" Kata Fadli.

Sejak awal Fadli mengaku berpandangan jika benturan keras yang terjadi selama periode kampanye Pilkada DKI kemarin terlalu gegabah jika hanya didudukkan sebagai persoalan sektarian versus kebhinekaan.

Baca: Ketua DPP PDI Perjuangan Sebut Revisi UU MD3 Alot Lantaran Setya Novanto Tak Fokus

Dirinya mengutip Inglehart dan Norris, populisme biasanya berkembang karena dua faktor, yaitu kesenjangan ekonomi dan terjadinya benturan kebudayaan.

"Itu sebabnya saya berpandangan jika bangkitnya politik identitas yang terjadi belakangan ini tak berangkat dari tergerusnya komitmen masyarakat terhadap kebhinekaan, tetapi karena dipancing oleh meningkatnya ketidakadilan sosial," kata Fadli.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved