Sabtu, 4 Oktober 2025

Munaslub Partai Golkar

Poempida: Hanya Airlangga yang Dapat Selamatkan Keterpurukan Golkar

Tidak terasa saya sudah 15 tahun lamanya bersahabat dengan seorang Airlangga Hartarto.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan fungsionaris Partai Golkar Poempida Hidayatullah menjadi nara sumber pada diskusi terkait Ketua DPR RI Setya Novanto, di Jakarta, Sabtu (18/11/2017). Diskusi tersebut membahas keabsahan status tahanan Setya Novanto yang ditetapkan KPK pada kasus korupsi KTP elektronik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Aset paling penting bagi Partai adalah sumber daya manusianya. Jika peran masing-masing individu dalam Partai tidak terdata, maka basis penghargaan Partai ada manusianya tidak terjalin.

Sehingga tidak tercipta loyalitas terhadap Partai. Jika loyalitas sudah tidak ada, tidak perlu lagi kita membicarakan militansi yang sangat diperlukan dalam membangun suatu Partai yang solid.

Loyalitas yang terbangun saat ini berbasis pada figur Ketua Umum atau pun kelompok yang dekat dengan Ketua Umum saja. Seyogianya basis loyalitas tersebut harus berbasis kepada kelembagaan. Loyalitas terhadap lembaga akan berdampak secara langsung terciptanya loyalitas terhadap pimpinan.

Dengan semakin majunya teknologi informasi yang memudahkan aksesibilitas dan portabilitas, basis sistem kepartaian yang dibangun ini akan jauh lebih mudah. Ada pun sistem ini harus ditegakkan dan dijaga oleh kelompok yang berintegritas.

Di sinilah peran besar Dewan Kehormatan Partai dapat diberdayakan. Di mana lebih jauh Dewan kehormatan dapat berperan untuk menerapkan "reward and punishment" pada perilaku kader.

Potensi kader Partai Golkar di segala penjuru tanah air tidak perlu diragukan lagi secara sumber daya manusia. Hal ini pun diakui oleh berbagai pihak termasuk lintas partai.

Dengan sentuhan sistem yang berintegritas rekognisi keberadaan para kader potensial ini akan mengangkat basis loyalitas dan kinerja yang berdampak pada naiknya Marwah Partai.

Gotong royong adalah azas landasan yang digunakan dalam bangunan Partai Golkar.

Namun semangat ini sudah sama sekali tidak tampak dalam perilaku keseharian para kader. Dengan gotong royong, dapat tercipta suatu basis pendanaan yang strategis melalui iuran anggota. Skema iuran ini adalah skema yang paling "sustainable" dibandingkan dengan cara-cara yang pernah ada.

Hal ini pun sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. Jika sistem di atas terimplementasikan, maka skema iuran ini dapat diimplementasikan dengan korelasi loyalitas yang diharapkan.

Sistem ini diharapkan dapat memproduksi potensi kader yang loyal dan berintegritas untuk menempati relung-relung kekuasaan baik dari level nasional sampai tingkat daerah.

Partai pun adalah suatu lembaga yang luar biasa mempunyai pengaruh. Sehingga dijadikan basis lobi, jaringan dan pendekatan. Dalam konteks "enterpreneurship" ini merupakan suatu aset yang luar biasa jika diberdayakan dengan benar.

Hal inilah yang dapat dijadikan basis terbangunnya tatanan kesejahteraan intra Partai. Dengan catatan basis usaha yang dibangun bukan dalam konteks Korupsi, Manipulasi, penyalahgunaan wewenang dan merugikan uang negara.

Hal ini terjadi saat Golkar dipimpin oleh Jusuf Kalla, di mana saya menjadi saksi langsung akan hal ini. Partai senantiasa harus selalu menciptakan orang-orang kaya baru sebagai manifestasi dari basis kekuasaan yang dimiliki.

Intinya Para Bendahara di segala tingkatan tidak hanya berperan menjadi "cash cow" tetapi juga memiliki akses untuk membangun suatu basis "enterpreneurship" yang keberlanjutan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved