Kamis, 2 Oktober 2025

Pilgub Jawa Timur

Pengamat: Sebut Sikap Emil Dardak Sebagai Pragmatisme Politik

"Itu murni sikap pragmatisme politik. Indikator nyata betapa Emil Dardak tak punya ikatan identitas ideologi yang jelas,"

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang diusung Partai Golkar Khofifah Indar Parawarsa (kiri) dan Emil Dardak (kanan) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (22/11/2017). Partai Golkar resmi mengusung pasangan Khofifah Indar Parawarsa dan Emil Dardak sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada Pilkada 2018. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sikap Bupati Trenggalek, Emil Dardak dinilai sebagai pragmatisme politik.

Emir Dardak yang diketahui sebagai kader PDI Perjuangan menerima pinangan partai lain untuk maju dalam Pilgub Jawa timur 2018.

Staf pengajar Departemen Politik dan Paskasarjana Politik FISIP-Unair, Haryadi, menyebut sikat Emil dardak sebagai pagmatisme politik.

Baca: Soal Emil Dardak, PDIP: Perlu Seni Tersendiri Dalam Berkompetisi Dengan Demokrat

"Itu murni sikap pragmatisme politik. Indikator nyata betapa Emil Dardak tak punya ikatan identitas ideologi yang jelas," ujar Haryadi kepada Tribunnews.com, Kamis (23/11/2017).

Sebagaimana diketahui Khofifah Indar Parawansa memilih Bupati Trenggalek Emil Dardak sebagai pasangannya dalam Pilkada Jawa Timur 2018.

Sikap pragmatisme politik ini juga menurutnya akan terlihat ketika Pilpres 2019.

Baca: Soal Emil Dardak, PDIP: Ini Masalah Moral dan Etika Politik

Meskipun Khofifah dan Emil didukung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Khofifah dan Emil tidak akan satu suara dalam dukungan ketika Pipres 2019.

"Amat bergantung pada kepentingan politik sesaat nanti dari Khofifah-Emil dan SBY pada 2019," jelasnya.

Begitu juga dengan Khofifah yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) apakah akan setia memilih Jokowi saat Pilpres 2019 mendatang.

Baca: Tak Ingin Punya Kader Kutu Loncat, PDI Perjuangan Resmi Pecat Emil Dardak

Menurutnya senua sangat tergantung kepentingan politik yang diinginkan nantinya.

"Saya kira SBY, Khofifah, Emil akan bersikap pragmatis di tahun 2019 nanti. Siapa pun yang dalam kalkulasi politik praktis mereka menguntungkan, pasti akan di dukung sebagai Capres," katanya.

Sehingga dalam Pilpres 2019, bisa Jokowi tapi bisa juga figur lain yang akan didukung mereka.

"Mereka pada dasarnya tak punya ikatan ideologis dengan Jokowi. Relasi mereka pragmatis aja kok," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved