Korupsi KTP Elektronik
Setya Novanto Diingatkan Hentikan Akrobat dan Taat Hukum
Pimpinan Pemuda Muhammadiyah menilai Ketua DPR Setya Novanto dan pengacaranya sedang melakukan akrobat hukum.
Guntur mengaku tidak mengenal siapa yang memimpin pengawalan dari unsur lembaga antirasuah itu.
Guntur mengaku datang bersama teman-temannya atas inisiatif pribadinya.
Dia menegaska AMPG akan akan terus mengawal Setya Novanto sampai kapan pun.
"AMPG solid untuk kawal ketua umum. Bagaimana pun jelek buruknya, SN masih ketua umum kita dan kita masih kawal beliau," kata dia.
Novanto adalah penyandang status tersangka korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca: Asal Usul Fortuner yang Ditumpangi Setya Novanto, Begini Pengakuan Pemilik Sebelumnya
Dia hendak ditangkap dua hari yang lalu karena berkali-kali mangkir dari panggilan.
Penangkapan itu tidak berhasil karena penyidik KPK tidak menemukan Setya Novanto di rumahnya di Jalan Wijaya.
Tadi malam, Novanto mengalami kecelakaan tunggal di Permata Hijau.
Mobil yang disupiri wartawan Metro TV Hilman Matauch itu menabrak tiang telepon.
Sebelumnya di berbagai kesempatan, Presiden selalu menyampaikan agar semua pihak menghormati proses hukum.
Presiden berkeyakinan bahwa hukum di Indonesia terus berjalan dengan baik.
“Saya yakin proses hukum yang ada di negara kita ini terus berjalan dengan baik,” ujarnya.
Sebelumnya di Manado, Rabu 15 November 2017, ketika menjawab pertanyaan jurnalis tentang pemanggilan pemeriksaan Ketua DPR oleh KPK harus mendapat izin Presiden, Presiden Jokowi menjawab bahwa semua sudah diatur menurut Undang-Undang.
“Buka undang-undangnya semua. Buka undang-undangnya. Aturan mainnya seperti apa, disitulah diikuti,” kata Presiden Joko Widodo usai membuka kongres ke-20 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Manado.