Jumat, 3 Oktober 2025

Juri Independen Apresiasi Seleksi Caleg PSI Secara Terbuka

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar uji kelayakan calon legislatif gelombang kedua, Minggu (12/11/2017).

Editor: Hasanudin Aco
Ist for ribunnews.com
Juri independen seleksi caleg PSI hadir Ade Armando (Dosen Komunikasi UI , Djayadi Hanan (Dosen Politik Paramadina), Tuti Hadiputranto (Pengacara Senior), Bibit Samad Rianto (mantan Komisioner KPK), Raja Juli Antoni (Sekjen DPP PSI), Seto Mulyadi (Pemerhati Anak), Henny Supolo (Pengamat Pendidikan), Neng Dara Afiah (mantan Komnas Perempuan) dan Asep Iwan Iriawan (pengamat hukum). 

Ternyata mereka punya konsep, mereka tahu kelemahan permainan proyek tender-tender di minyak. Mereka mau ke politik untuk memperbaiki itu semua.

Karena itu, Asep memuji upaya PSI ini. “Makanya saya apresiasi. Saya pikir harus dimulai “nyalakan api-api kecil’ ini dan semoga akan terus membara,” kata dia.

Dosen Komunikasi UI, Ade Armando, juga memuji PSI.

“Saya berterima kasih kepada PSI karena diajak menjadi juri, karena saya merasa ini history in the making, sejarah sedang dibuat saat ini. Dan saya sangat percaya, dari apa yang saya lihat dalam beberapa kesempatan, memang kita bisa membayangkan Indonesia yang lebih baik dan saya pikir salah satu pihak yang berperan besar adalah PSI,' ujarnya.

Aktivis dan mantan Komisioner Komnas Perempuan, Neng Dara Affiah, menggarisbawahi PSI membuka peluang besar bagi para perempuan berkualitas untuk menjadi caleg.

“(Perempuan dipilih) Bukan karena dia istri pemimpin partai, bukan karena anaknya gubernur. PSI membuka kompetisi kualitas antara laki-laki dan perempuan,” kata dia.

Kedua, ini harus dicatat, PSI dengan tegas dan lugas, menempatkan ikon antikorupsi di tengah sebagian besar partai yang koruptif. Kalau di perjalanan partai ini melakukan korupsi, tolong media yang pertama kali membuka.

"Misalnya ada praktik korupsi di PSI, media tolong membuka rekaman kami dan _tagline_ yang diusung partai ini," ucap Neng Dara Afifah.

Mantan Komisioner KPK, Bibit Samad Rianto, mengapresiasi gerakan melawan korupsi yang dicanangkan oleh PSI.

Namun, Bibit memiliki catatan tersendiri mengenai para bakal calon anggota legislatif yang mendaftarkan diri. Bibit menilai, pemahaman mereka tentang korupsi masih minim.

"Pemahaman mereka tentang korupsi masih minim. Pemahaman mereka tentang korupsi yang riil di negeri ini, harus diperdalam. Itu saja pesan saya," ujar Bibit.

Sementara itu, praktisi pendidikan, Henny Supolo, mengatakan proses uji kelayakan ini merupakan pembuktian bahwa orang tua bisa belajar dari para anak muda.

“Karena yang dilakukan PSI adalah sebuah terobosan, tidak menyerah pada keadaan, ini sangat penting kita sadari bersama. Ini semua sungguh-sungguh untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Henny.

Pada kesempatan yang sama, pakar politik Djayadi Hanan, pertama, ternyata ada banyak anggota masyarakat yang peduli dengan urusan korupsi. Dan ada kesadaran itu semua tidak bisa dilawan dengan profesi masing-masing. Harus ada gerakan bersama yang konkret melalui berbaga kebijakan negara.

“Mereka tahu, jalannya adalah melalui partai politik. Tapi mereka juga tahu, kalau melalui partai politik yang ada, sulit terwujud. Maka mereka memilih PSI,” kata Djayadi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved