Kamis, 2 Oktober 2025

Soal Temuan Pengiriman Senjata ke Bengkulu, BNN: Tak Perlu Gaduh

"Itu resmi organik milik BNN. Jadi, tidak perlu dibuat gaduh," kata dia saat dihubungi, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Choirul Arifin
Istimewa/ wartakota
Paket senjata tiba di Terminal Cargo Bandara Fatmawati, Bengkulu. (Istimewa) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Sulistiandriatmoko meminta soal pengiriman senjata tidak perlu menjadi gaduh. Pihaknya juga sudah melakukan kerjasama dengan pihak TNI dan Polri mengenai pengiriman senjata tersebut.

Kata dia, 10 koli senjata api yang ditemukan di Bandara Fatmawati Bengkulu, merupakan senjata organik milik BNN.

"Itu resmi organik milik BNN. Jadi, tidak perlu dibuat gaduh," kata dia saat dihubungi, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Senjata-senjata tersebut, menurutnya, merupakan senjata api yang dikirimkan dari BNN Pusat ditujukkan kepada BNN Provinsi Bengkulu. Hal itu yang kemudian dicocokkan antara dokumen dengan senjata yang dikirim.

"Dicocokkan memang sama, ya memang benar itu senjata BNN dan itu legal," tegasnya.

Paket senjata tiba di Terminal Cargo Bandara Fatmawati, Bengkulu.
Paket senjata tiba di Terminal Cargo Bandara Fatmawati, Bengkulu. (Istimewa/ wartakota)

Sulis mengatakan, dalam pengiriman tersebut ada kesalahan komunikasi antara pihak BNN, pihak Bandara Soekarno-Hatta, serta Bandara Fatmawati. Semestinya, ucap Sulis, senjata dikirim oleh anggota dari BNN Pusat.

Tapi, pihak Bandara Soekarno-Hata menyebutkan, bahwa senjata tidak bisa disimpan di bagasi. Karena itu pihak Garuda Indonesia menyarankan untuk dikirim melalui kargo.

"Ternyata pesawat yang membawa senjata itu, berangkatnya tidak bersamaan dengan anggota yang diperintahkan untuk membawa mengirimkan senjata itu," ujar Sulis.

Begitu sampai Bandara Fatmawati, pihak kargo di bandar tersebut terkejut, dan melaporkannya ke Kasrem 041/Gamas bersama Danlanal Bengkulu di Terminal Cargo Bandara Fatmawati.

Sulis menerangkan, ditahan karena anggota BNN yang ditugaskan untuk mengawal pengiriman senjata tiba belakangan. Padahal, surat-surat resmi senjata berada di tangan anggota BNN Pusat tersebut.

Baca: Rupiah Lemas, Pagi Ini Dibuka Melemah ke Level Rp.13.485 Per Dolar AS

Baca: Ilmuwan China Temukan Konektivitas Internet Baru Gunakan Cahaya, Siap Gantikan Wi-Fi

"Anggota yang seharusnya tiba bersamaan dengan Garuda, yang diperintahkan untuk membawa dengan kelengkapan semua dokumen resmi dengan senjata itu datangnya belakangan," ujar Sulis.

Adapun senjata api yang dikirim ke Bengkulu itu, merupakan jatah dari anggaran negara yang diberikan kepada BNN. Anggaran tersebut yang direalisasikan untuk pembelian senjata guna operasi penindakan.

Sulistiandriatmoko menjelaskan tidak akan semua pegawai BNN Provinsi Bengkulu dibekali senjata api. Hanya mereka yang bertugas di bagian penindakan yang akan dipersenjatai.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved