Sekelumit Cerita Prabowo Subianto Takut Pelajaran Matematika
"Saya masuk Akabri pelajaran paling pertama aljabar, pelajaran kedua kimia organik dan selanjutnya,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ternyata tidak begitu menyukai pelajaran matematika.
Dirinya mengira dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) bisa menghindari pelajaran matematika.
Baca: Cerita Prabowo Belajar Soal Ekonomi di Meja Makan Dari Sang Ayah
Namun, ternyata Prabowo salah memprediksi.
Di Akabri justru banyak bermacam-macam pelajaran yang berkaitan dengan angka-angka.
"Saya dulu takut sama matematika. Saya kira masuk tentara tidak ada matematika," kata Prabowo disambut tawa peserta seminar di Universitas Indonesia, Depok, Senin (18/9/2017).
Prabowo mengungkapkan, dirinya saat hari pertama sudah disuguhi pelajaran yang berkaitan dengan matematika.
Baca: Prabowo Subianto: Kunci Kesulitan Kita Sekarang Adalah Kita Tidak Setia Dengan Pasal 33
Bahkan pelajaran matematika tersebut mendominasi pelajarannya saat menjalani pendidikan di Akabri pada masa itu.
"Saya masuk Akabri pelajaran paling pertama aljabar, pelajaran kedua kimia organik dan selanjutnya," tuturnya.
Namun, dirinya sadar bahwa pelajaran matematika tersebut sangat berguna bagi dirinya dalam menjalani pertempuran di medan perang.
Baca: Prabowo Sebut Pemerintah Lakukan Pencitraan, Politikus PDIP: Mereka Tak Pahami Persoalan Rohingya
Hal itu dikarenakan dalam pertempuran di medan perang dibutuhkan kemampuan dalam membaca koordinat sudut ataupun peta lokasi.
"Kalau nggak ngerti matematika nggak bisa baca peta. Karena peta itu bacanya pakai koordinat, membaca sudut," ujarnya.
Prabowo pun mendorong agar pemerintah mampu menghasilkan sarjana matematika untuk kemajuan suatu bangsa.
Baca: PKB: Sindiran Prabowo Pemerintah Pencitraan Anggap Saja Rasa Peduli
Karena di negara maju seperti Cina ataupun Amerika Serikat setiap tahunnya selalu menghasilkan banyak sarjana di bidang matematika.
"Setiap tahun RRT (Cina) hasilkan 1,3 juta sarjana matematika. Amerika 300.000. Dan saya tidak berani tanya Indonesia berapa," katanya.