Biro Travel H2O Janjikan Uang yang Disetor Akan Diinvestasikan Sebelum Jemaah Diberangkatkan Umrah
Beberapa jemaah korban biro perjalanan umroh dan haji, PT H2O (Hidayah Hasyid Oetama), melapor ke Bareskrim.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa jemaah korban biro perjalanan umroh dan haji, PT H2O (Hidayah Hasyid Oetama), melapor ke Bareskrim.
Mereka mengaku dirugikan setelah tidak kunjung diberangkatkan sejak 2014.
Menurut kuasa hukum jemaah, Septi Indiah Rahayu, H2O menjanjikan perjalanan umroh dan haji plus dengan skema investasi.
Jemaah mengumpulkan dana sekitar Rp 50 juta dan umrah Rp 4 juta.
Baca: Gerindra Pastikan Pecat Anggota DPRD Tersangka Pembakaran 7 Gedung SD di Kalimantan Tengah
Dana tersebut oleh pihak H2O rencananya akan diinvestasikan ke sejumlah perusahaan.
"Diberangkatkan tidak langsung mereka jujur (dana jamaah) akan diinvestasikan, mereka memberi tahu kepada jemaah nanti berangkatnya dua tahun kemudian atau tiga tahun," ujar Septi kepada Tribunnews.com di Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).
Septi mengungkapkan terdapat beberapa perusahaan yang menjadi tujuan investasi dari H2O.
Baca: Wakil Direktur Tipikor Bareskrim Polri Laporkan Novel Baswedan Kepada Polisi
"Kami melihat banyak aset H2O berdasarkan pengakuan Direktur Utama yang sudah dipenjara, dikelola oleh perusahaan investasi," jelas Septi.
Perusahaan tersebut, menurut Septi ke beberapa perusahaan diantaranya usaha sarang burung walet, kargo, dan beberapa usaha lainnya.
Namun, sampai jatuh tempo investasi pada rentang waktu 2014 hingga 2016 tidak ada yang diberangkatkan.
Pihak H2O beralasan bahwa investasi yang dilakukan perusahaannya tidak mendapatkan.
Baca: Pimpinan KPK Lebih Pilih ke Luar Kota Ketimbang Hadir Dalam Rapat Dengan Komisi III DPR