Kasus First Travel
Bos First Travel Minta Layanan Mewah Tapi Tunggakan Hotel di Arab Capai Rp 24 Miliar
Ahmed selalu menyediakan kamar hotel terbaik dan mobil mewah untuk bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan.
Mantan karyawati First Travel itu juga mengaku sudah bisa menebak perusahaan tersebut akan terjerat kasus. Prediksi ini dibuat berdasarkan sistem keuangan First Travel yang buruk.
"Menurut saya sistem kerja dan pengelolaan keuangan tidak sesuai standar perusahaan travel umrah, tur, dan domestik juga," ujarnya.
Perempuan itu menambahkan, ada yang janggal dalam sistem pembagian kerja. Satu divisi dengan divisi lainnya bisa bertukar pekerjaan, padahal tidak sesuai dengan kompetensinya.
Hal tersebut jelas melanggar standar prosedur operasional pada perusahaan ada umumnya.
"Saya punya pengalaman di perusahaan travel lain," kata mantan karyawati First Travel itu.
Perputaran uang di perusahaan tersebut juga dianggap tidak bagus karena tidak memiliki sistem akuntansi yang layak. Selain itu, perusahaan juga memiliki banyak utang. Maka tak heran banyak calon jemaah yang tidak bisa diberangkatkan umrah.
"Banyak utang ke supplier jadi tidak bisa cetak tiket atau visa. Ini yang membuat jemaah terkatung-katung," katanya.
Seringkali jemaah batal atau diundur keberangkatannya karena belum menerima visa. Mantan karyawati itu mengatakan, sebenarnya bukan karena visanya belum jadi, melainkan sengaja ditahan pihak provider.
"Provider menahan visa karena belum bayar. Pernah teman saya enggak berangkat, selalu di alasan visa. setelah saya cek di kedutaan Arab (Saudi), visanya udah ada, tapi masih utang ke provider visanya," kata dia. (fah/aco)