Kasus First Travel
First Travel Sengaja Tunjukan Kemewahan Agar Terlihat Meyakinkan
"Dalam medsos, Facebook, Instagram dalam hal menghias kantor yang bagus, biar tidak kelihatan itu abal-abal,"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemewahan yang ditunjukan First Travel agar mampu meyakinkan masyarakat berangkat umrah menggunakan jasanya.
Seperti Kantor pusat dan kantor cabang dibangun dengan gaya Eropa dan interiornya tampak mewah.
Bahkan, kedua pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, kerap membagikan momen bersama mereka saat pelesir ke luar negeri.
Pakaian yang mereka kenakan juga bernilai tinggi.
Namun, di balik kemewahan itu, tersimpan kebobrokan sistem manajemen dan pengelolaan keuangan di dalamnya.
Baca: Bos First Travel Ingin Berangkatkan Jemaah Dengan Rekrut Jemaah Baru, Polisi: Itu Penipuan Baru
Kesan glamor yang ditampilkan hanya menutupi bahwa perusahaan tersebut tidak layak beroperasi sebagaimana agen perjalanan lainnya.
Mantan karyawati First Travel yang enggan disebut namanya mengaku terkesan dengan strategi pemasaran yang digunakan perusahaan tersebut.
Secara masif mereka aktif promo umrah murah di media sosial dengan kemasan menarik.
"Dalam medsos, Facebook, Instagram dalam hal menghias kantor yang bagus, biar tidak kelihatan itu abal-abal," ujar mantan karyawati tersebut dalam acara "Rosi" di Kompas TV, Kamis (22/8/2017) malam.
Baca: Melongok Kemewahan Rumah Bos First Travel. Mulai Lantai Hingga Harga Gordennya
Perusahaan itu punya slogan, paket boleh murah, asalkan kantor harus mewah.
Mantan karyawati tersebut mengaku mendengar dari orang yang menghias kantor mengenai slogan tersebut.
"Sebagai pencitraan ibaratnya," kata dia.
Pada kenyataannya, perempuan yang akhirnya mengundurkan diri pada 2016 itu mengaku banyak kebobrokan di internal First Travel.