Kasus First Travel
Pesimis Duit Balik, Puluhan Korban First Travel Batal Buat Aduan di Crisis Center Bareskrim
"Bagi kami sia-sia, bagi penyidik penting karena untuk mengetahui berapa jumlah korbannya,"
Seorang anggota Kowad, Pina Martina menyatakan ia bersama enam anggota keluarga telah menyetorkan dana sekitar Rp 100 juta kepada First Travel sejak 2016 lalu.
Namun, hingga saat ini tidak ada kepastian keberangkatan.
"Saya tujuh orang dengan sekeluarga, ada suami, anak dan mertua. Dari awal meyakinkan dikasih travel bag, di dalamnya ada untuk keperluan umrah. Tapi, sekarang jadi begini," ujarnya.
Hotline Crisis Center Tak Merespon
Sejak 16 Agustus 2017, pihak Bareskrim Polri melansir selain dibuka Crisis Center, pihaknya juga membuka nomor hotline di 081218150098 dan email [email protected] sebagai media pengaduan para calon jemaah korban First Travel.
Namun, nomor hotline Crisis Center yang diharapkan dapat membantu memberi penjelasan perihal pengaduan tak berfungsi atau tak bisa dihubungi.

Tak ayal, banyak para korban First Travel dari luar Jakarta harus mendatangi Crisis Center di Bareskrim, Jakarta Pusat.
"Ada WA juga nomornya, tapi respon juga gak ada," ujar Upik, korban First Travel asal Tangerang, Banten.
Upik mempertanyakan tujuan diadakannya hotline Crisis Center jika tidak bisa dihubungi dan tidak ada respon pesan singkat yang dikirimkan.
Tribun beberapa kali mencoba menghubungi nomor telepon hotline Crisis Center 081218150098 yang sebelumnya dilansir pihak Bareskrim sebagai media pengaduan.
Namun, benar adanya ada sambung dari nomor hotline tersebut. Pesan singkat WA juga tidak berbalas. (coz)