Ramadan 2017
Puasa di Penjara Choel Mallarangeng Hanya Bisa Mengkhayal Kolak Rasa Es Buah Segar
Pada saat bulan puasa Ramadan seperti sekarang, Choel hanya bisa membayangkan kolak serasa es buah saat berbuka.
Jaksa juga menyebutkan ada sejumlah pejabat lain yang ikut menerima kucuran duit dari proyek Hambalang.
Pada saat bulan puasa Ramadan seperti sekarang, Choel hanya bisa membayangkan kolak serasa es buah saat berbuka.
Sebagai tahanan ia tentu tidak bisa leluasa memenuhi keinginan.
Pihak rutan hanya menyediakan kolak untuk para tahanan. Padahal, para tahanan mengidamkan es buah.
"Ya apa yang ada lah. Tapi ada kolak dikasih. Tapi yang paling diinginkan penghuni itu sebenarnya es buah. Jadi kami mengkhayal kolak rasa es buah," kata Choel sembari tertawa.
Mendapatkan es di Rutan Pomdam Jaya memang hampir mustahil karena di tempat itu tidak ada kulkas. Pernah suatu waktu mereka minta kulkas. Namun harapan tersebut tidak terpenuhi.
"Kita minta kulkas, namun yang datang malah mesin X-ray. Kita minta kompor yang datang metal detector (pendeteksi metal). Jadi kita berhenti minta sekarang," canda Choel.
Makan Sahur Kilat
Meminta kepada keluarga saat kunjungan pada Senin dan Kamis juga tidak mungkin. Es tersebut akan mencair karena makanan dari keluarga tiba di rutan pukul 12.00 WIB.
"Sudah meleleh semua esnya. Kalau ada titipan makanan masuk pukul 12.00, sedang buka (puasa) kan pukul 17.45. Jadi kalau ada es pasti meleleh. Kami kan tidak punya kulkas di dalam," ungkap Choel.
Tahun ini merupakan tahun pertama bagi Choel menjalankan puasa sebagai tahanan.
Menurutnya, menjalani puasa di rumah tahanan sangat mengerikan terkait masalah waktu.
Menurut Choel, ada kesepakatan makanan sahur tiba pukul 02.00. Namun, makanan justru kadang baru tiba di menit-menit terakhir sebelum imsak.
"Ini kadang-kadang makanan sahur datang pukul 04.00, jadi tinggal 25 menit. Luar biasa. Kami makan bukan cepat-cepatan lagi," katanya.
Kata Choel, mereka tidak lagi memperhatikan tata cara makan. Singkatnya, apa yang ada di tangan langsung disikat agar tidak kehabisan waktu.
"Karena waktu tinggal 25 menit. Pokoknya apa yang sampai di tangan masuk langsung. Nggak karu-karuan sudah, ngebut," kata mantan bos lembaga konsultan politik itu.
Choel sebenarnya maklum soal keterlambatan kedatangan makanan sahur. Makanan tersebut kadang terlambat karena harus singgah terlebih dahulu di rutan gedung KPK.
"Begini, makanan harus diantar dulu ke C1. Kan ada tahanan juga di C1, habis itu baru diantar ke Guntur. Ya biasa lah," kata Choel memaklumi. (tribunnetwork/eriksinaga)