Minggu, 5 Oktober 2025

Disclaimer Opinion, Dinilai Cermin Buruknya Pengelolaan Anggaran Bekraf

“Berarti cara mengelola (anggaran) jelek. Bekraf tidak bisa menerjemahkan keinginkan Presiden kemarin." kata Uchok.

Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUN/DANY PERMANA
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (bekraf) Triawan Munaf memberikan sambutan sebelum membuka Pekan Raya Indonesia (PRI) 2016 di Indonesia Convention Exebation (ICE) Tangerang Selatan, Banten, Kamis (20/10/2016). Bekraf satu dari enam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang mendapat opini Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer opinion). 

Ketika melakukan FGD dengan DPR, lanjut Sofyan, Bekraf mengakui bahwa SDM yang mereka miliki memang belum memadai untuk melaksanakan kegiatan penggunaan anggaran dengan baik. Sofyan tentu menyayangkan.

Harusnya dengan peningkatan status sebagai lembaga pemerintah non kementerian, kinerja Bekraf lebih baik dibandingkan sebelumnya, yakni ketika masih berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nyatanya, banyak program yang seharusnya dijalankan untuk meningkatkan ekonomi kreatif, termasuk produk UKM, namun tidak dilaksanakan.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara ini mencontohkan dua produk asal Sumatera Utara, yaitu Kain Ulos dan Soto Medan. Ketika Bekraf melakukan kunjungan ke luar negeri, mereka sama sekali tidak memperkenalkan produk tersebut. Padahal, produk tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan, termasuk untuk pasar mancanegara.

“Kejelian mereka masih sangat kurang,” kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved