Jumat, 3 Oktober 2025

Ade Komarudin, Fahri Hamzah dan Cerita tentang Peci Hitam

Ade Komarudin mengaku tak pernah mencopot peci hitam sejak kali pertama mengenakannya pada akhir 2014.

Dok. DPR
Ketua DPR RI Ade Komarudin. 

Tak lupa, Ade mengakui alasannya memakai peci hingga kini juga karena sisi nasionalisme dari tutup kepala berwarna hitam itu.

Meski kini peci populer di kalangan santri, menurut Ade itu tetap tidak menghilangkan sisi nasionalisme peci.

Sebab menurut Ade, santri juga memiliki peran strategis dalam proses kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Selain itu, Ade mengaku peci juga menjaganya dari hal-hal negatif. Saat ditanya apa maksudnya, ia hanya berseloroh.

"Ya begitu lah. Dengan memakai peci saya jadi ingat bahwa tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak patut," papar dia.

Lain halnya dengan Ade, alasan Fahri pertama kali mengenakan peci yakni memenuhi permintaan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri.

Fahri mengungkapkan waktu awal kali menjadi pimpinan DPR, Salim memintanya mengenakan peci agar terlihat lebih kalem.

"Tapi Sekalem-kalemnya yang kita usahakan enggak bisa juga ubah karakter kita sejak lahir. Saya pertahankan pecinya, kalau kalemnya enggak janji. karena ini juga simbol nasional. Bung Karno yang temukan peci kita ini, jadi ada dua alasan," kata Fahri saat ditemui di ruangannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Fahri menilai Bung Karno sejak awal mengenakan peci untuk menunjukan identitas resmi Indonesia.

Saat itu, kata Fahri, di tahun 1940an hingga 1950an, para pemimpin di kancah internasional kerap menunjukan identitas kebangsaan.

"U Nu dari Myanmar dengan sarung khas Burmanya, Nehru dari India dengan peci putih lancipnya, Nah akhirnya peci hitam ini sebagai simbol kebangsaan. Dan ini disebut peci nasional," tutur Fahri.

Selain itu, Fahri menganggap peci juga menjadi penanda bagi seseorang yang sedang berada dalam situasi resmi, salah satunya di saat menjalankan roda pemerintahan seperti yang ia alami sekarang.

"Cuma karena ada asosiasi relijiusnya, saya ini kan bukan ustadz dan kadang pikirannya dirasa modern atau liberal. Nah, orang kadang bilang enggak cocok sama pecinya," seloroh Fahri.

"Padahal enggak ada masalah. Sebagai peci nasional, Muchtar Pakpahan tokoh buruh nasional yang nonmuslim aja pakai peci," lanjut dia.

Meski Ade dan Fahri memiliki alasan yang berbeda saat pertama kali mengenakan peci, keduanya punya jawaban yang sama saat ditanya apakah terus mengenakan peci bila nantinya tak lagi menjabat sebagai pimpinan DPR.

"Kalau jadi pejabat dan tokoh masyarakat saya kira sebagai tokoh masyarakat kita terikat dengan peci juga. Karena kalau masyarakat ngundang kan bagus pakai peci. Saya kira enggak ada masalah. Dalam peran apapun saya kira kita menarik pakai peci," kata Fahri.

"Masih pakai dan saya enggak nyalon lagi di DPR, sudah merasa tua," kata Ade secara terpisah.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved