Polemik Menteri Jokowi
Arcandra Tahar Bisa Jadi Menteri Lagi
Arcandra dianggap berpeluang kembali menjadi WNI usai persoalan kewarganegaraannya dipersoalkan dan berujung kepada pencopotan dari jabatan menteri.
"Iya kami akan mempermudah kalau mereka mau pulang atau bangsa sangat membutuhkan mereka. Ini kan potensi, jangan sampai disia-siakan," jelas Fachir.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri sedang menginventarisir seluruh warga negara Indonesia yang berada di luar negeri dan memiliki keunggulan di bidang tertentu, mengingat jumlahnya yang begitu besar.
Fachir menjelaskan hal itu sudah sesuai dengan pertemuan Diaspora Indonesia yang berlangsung di berbagai tempat beberapa waktu lalu dan akan memberdayakan mereka untuk membangun bangsa.
"Nah itu mengindentifikasi sekaligus mempromosikan dan memberdayakan para Diaspora kita. Antara lain ya ada yang di bidang ekonomi, ada yang di bidang pendidikan, dan itu tentu mereka bisa berkontribusi," ujarnya.
Hal itu juga sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo yang mengingatkan bahwa persaingan antar negara sudah berjalan.
Dikatakannya, banyak orang pintar di Indonesia yang berlabel profesor justru berkarir di luar negeri untuk negara lain dan hal itu disayangkannya.
"Saya tidak mau yang berprestasi di negara kita justru karena kita tidak ambil, tidak manfaatkan, justru digunakan oleh negara lain. Atau karena situasi di negara kita yang tak mendukung orang berprestasi (lalu orang tersebut) lari ke negara lain," kata Presiden Jokowi.
Menanggapi adanya kabar yang berhembus Arcandra Tahar yang akan jadi Menteri lagi, Ketua DPR Ade Komaruddin menilai persoalan jabatan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
"Masalah itu hak prerogatif presiden. Diangkat atau tidak bukan masalah kita. Menurut saya, masalah ini bisa diclearkan," kata pria yang akrab disapa Akom ini.
Ia menilai Arcandra memiliki keahlian di bidang ESDM. Apalagi, Arcandra merupakan orang Padang sehingga negara dapat mengurusnya dengan baik.
Ia lalu menceritakan dahulu banyak ahli pesawat dari PT DI dibiayai negara untuk belajar di luar negeri. Namun, operasional PT DI kemudian dihentikan. Akhirnya, ahli pesawat itu berkarya di luar negeri.
"Para kader bangsa yang mumpuni akhirnya dipergunakan oleh luar untuk menjadi tenaga ahli di luar negeri. Mereka orang hebat dan pintar," katanya.
Politikus Partai Golkar itu berpendapat pemerintah dapat melakukan pakta integritas terhadap Arcandra karena pernah mempergunakan paspor asing.
"Dia besar disini masa nasionalisme dipertanyakan. Daripada ilmunya sayang," ujarnya. (fer/rek/rio/wly)