Polemik Menteri Jokowi
Pengganti Arcandra Sebaiknya dari Profesional Bukan dari Parpol
Sekarang ini beredar spekulasi mengenai siapa penggantinya yang akan menduduki posisi Menteri ESDM
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca dicopotnya Arcandra Tahar karena kasus kepemilikan paspor AS, sekarang ini beredar spekulasi mengenai siapa penggantinya yang akan menduduki posisi Menteri ESDM RI. Pengamat menyarankan Presiden Jokowi agar memilih menteri dari kalangan profesional, dan bukan dari partai.
“Sebaiknya Menteri ESDM yang menggantikan Arcandra Tahar, adalah orang yang profesional, non partisan terhadap kelompok apapun, dan juga bukan dari Partai Politik," kata pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara dalam pernyataannya, Jumat (19/8/2016).
Pria yang juga merupakan Direktur SPIN (Survey & Polling Indonesia) itu berargumentasi, bila menteri datangnya dari parpol tentu akan terus menimbulkan kegaduhan, dan terjadi perdebatan politik yang panjang. Apalagi bila Menteri ESDM berasal dari Golkar seperti kabar yang snater berkembang, mengingat saat Pemilu 2014, Golkar tidak berkeringat untuk memenangkan Jokowi.
"Jadi pasti akan kesulitan untuk meredam marahnya para pendukung Jokowi yang berkeringat waktu itu, tiba-tiba mantan lawan politik itu malah diberikan tempat," tuturnya.
Meskipun sebagai salah satu upaya Jokowi untuk mendapatkan dukungan politik dari Golkar, tapi secara etika politik jelas tidak fair dan tidak adil bagi pihak yang mengawalnya sejak awal.
Sebelumnya beredar kabar bahwa politisi Partai Golkar anggota DPR RI dari Komisi VII Satya Widya Yudha masuk dalam nominasi untuk menggantikan Arcandra. Begitu rekan sejawatnya Dito Ganinduto.
“Kondisi obyektif sekarang justru yang dibutuhkan adalah figur yang bisa merangkul semua pihak. Mengingat sektor energi amat strategis, harus dipilih orang yang tenang, tapi terampil bekerja," ujarnya.
Selain itu, menurut Igor, calon Menteri ESDM juga harus memahami semua prosedur kontrak-kontrak investasi di sektor pertambangan, membangun pondasi regulasi yang jelas dan mampu secara aktif mengarahkan ke arah mana sektor energi bergerak.
Menurut Igor, meskipun dari kalangan profesional yang memahami kontrak kontrak investasi, sebaiknya sudah ahli dibidang permodalan karena sektor energi sangat memerlukan pemahaman yang dalam bagaimana struktur modal bekerja.
"Lebih bagus lagi jika berlatar belakang pendidikan geologi sehingga memiliki pemahaman mendasar soal sektor energi pada umumnya. Selain itu jelas soal kejujuran dan karakter, nasionalis-nya tinggi," ucapnya.
Karena itu, dia meminta Presiden Jokowi untuk memilih Menteri ESDM secara hati-hati, jangan terburu-buru. "Serta menghindari bisikan dari orang sekelilingnya yang sudah membuat rekomendasi yang salah dalam kasus Arcandra," imbuhnya.