Legtislator Diduga Aniaya Staf
Tangis Dita Usai Diperiksa Polisi Terkait Kasus Dugaan Penganiayaan Masinton
Dita Aditia Ismawati, staf ahli DPR RI, menangis saat meninggalkan kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/2/2016) petang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dita Aditia Ismawati, staf ahli DPR RI, menangis saat meninggalkan kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/2/2016) petang.
Ia menjalani pemeriksaan sebagai saksi pelapor atas kasus pemukulan dirinya yang diduga dilakukan bosnya, anggota DPR RI dari PDIP, Masinton Pasaribu.
Dita didampingi dua pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) menolak berkomentar saat dicecar pertanyaan belasan wartawan tentang pemeriksaannya.
Ia justru menangis saat sejumlah wartawan menanyakan pertanyaan penyidik untuknya dalam pemeriksaannya.
"Maaf yah, permisi," ucap Dita dengan sesegukan.
Dita yang datang pukul 10.40 WIB itu baru bisa keluar dari kantor Bareskrim Polri sekitar pukul 14.45 WIB.
Ia mengenakan kaos putih dibalut dengan jaket berwarna coklat.
Ia terus memegangi lengan dua kuasa hukumnya dan berjalan terhuyung di tengah belasan wartawan yang mencecar pertanyaan.
Pengacaranya dari LBH Apik, Siti Mazumah menyampaikan, Dita menangis karena kaget mendapat berondongan pertanyaan dari wartawan.
Namun, ia juga mengakui Dita telah menangis saat proses pemeriksaan di depan penyidik, di antaranya saat kembali menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya.
"Tadi sudah diceritakan semuanya. Yah, di dalam juga dia nangis lah," tuturnya.
Pemeriksaan ini merupakan permintaan keterangan pertama bagi Dita selaku saksi pelapor kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota DPR dari PDIP, Masinton Pasaribu.
Pada Sabtu, 30 Januari 2016, Dita melaporkan bosnya, Masinton Pasaribu ke polisi karena melakukan penonjokan kepadanya saat berada di mobil usai dijemput dari sebuah kafe di bilangan Cikini, Kamis (21/1/2016) malam.
Secara terpisah, Masinton telah membantah pelaporan Dita tersebut.
Menurutnya, Dita dalam keadaan mabuk dan mengganggu dirinya yang tengah menyetir kendaraan.
Ia mengaku hanya menepis raihan tangan Dita, namun justru mengenai wajahnya.