Ketua DPR Tekankan Peran Parlemen dalam Pemberantasan Korupsi
GOPAC harus mampu melumpuhkan impunitas, agar hukum tegak tidak pandang bulu (equality before the law).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Setya Novanto, menegaskan pentingnya GOPAC sebagai representasi peran parlemen dalam pemberantasan korupsi.
“Kita berharap GOPAC dapat menjadi pemain kunci untuk mendorong perlawanan terhadap grand corruption," tegas Politisi Golkar ini dalam sambutannya pada 6th Conference Global Organization of Parlementarians Against Corruption (GOPAC) di Yogyakarta, Selasa (6/10/2015), seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Tribun.
Menurutnya, GOPAC harus mampu melumpuhkan impunitas, agar hukum tegak tidak pandang bulu (equality before the law).
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai Chairman GOPAC Indonesia Chapter, menambahkanm bahwa korupsi merupakan kejahatan yang memiliki dampak buruk.
”Korupsi, terlebih lagi grand corruption, telah menciptakan situasi krisis yang menghalangi rakyat untuk mendapatkan kesejahteraan. Oleh karena itu butuh upaya yang lebih sistematik dalam menanganinya,” tegasnya.
Dalam sesi pembukaan GOPAC, hadir juga Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam sambutannya, Luhut menekankan bahwa praktek korupsi tidak bisa ditoleransi.
“Pemerintah, parlemen, dan masyarakat harus bersinergi untuk memberantas korupsi. Dengan cara ini, kesejahteraan rakyat akan segera terwujud," tandas Luhut.
Karena itu, kata Luhut, Forum GOPAC penting untuk mendorong pemberantasan korupsi secara global.
"Dengan penguatan kerjasama internasional seperti yang dilakukan oleh GOPAC saat ini, dapat menjadi pondasi bagi terciptanya pemberantasan korupsi yang lebih efektif,” jelas Luhut.
Pemberantasan Grand Corruption, menjadi fokus dalam pertemuan GOPAC tahun ini. Sebab pemberantasan Grand Corruption secara sistematis juga menjadi salah satu agenda capaian strategis dalam Sustainable Development Goals (SDGs).