Ibadah Haji 2015
Katib Am PBNU Tuntut Pemerintah Arab Saudi Selenggarakan Haji yang Lebih Baik
ibadah haji menjadi tidak wajib, bila penyelenggaraannya tidak bisa menjamin keselamatan seorang umat.
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Ibadah haji adalah suatu hal yang wajib bagi seorang muslim yang mampu kata Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf.
Namun ibadah haji menjadi tidak wajib, bila penyelenggaraannya tidak bisa menjamin keselamatan seorang umat.
"Mungkin kita lupa, pada seluruh umat Islam, bahwa ibadah haji itu wajib dan kalau dijamin selamat. Kalau ada risiko tidak selamat, kalau di situ kehilangan harta sedikit saja, itu sudah tidak wajib," kata Yahya Cholil Staquf, dalam diskusi di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/10/2015).
Mengingat pada musim haji tahun ini nyawa ratusan umat muslim melayang karena insiden crane raksasa dan tragedi mina, faktor kesehatan tersebut seharusnya dipertimbangkan kembali. Terutama oleh pemerintah Indonesia.
Menurutnya Indonesia harus menuntut pemerintah Arab Saudi, untuk menyajikan penyelenggaraan haji yang lebih baik, yang lebih bisa menjamin keselamatan dan kenyamanan para jemaah.
Hal yang sama juga harus dituntut oleh pemerintah negara lain, yang juga mengirimkan warganya untuk beribadah di Tanah Suci.
"Apapun sebabnya peristiwa Mina, jelas ada satu faktor yaitu begitu banyak jamaah menumpuk jadi sulit dikelola. Pemerintah Saudi bisa batasi jumlah yang masuk," ujarnya.
Bila jaminan keselamatan dalam menunaikan ibadah haji pemerintah Arab Saudi harus mengurangi kuota, hal itu harus diterima oleh semua pihak.
Bukan hal yang tidak mungkin kata dia, bila saat ini pemerintah Arab Saudi menetapkan jatah untuk 2 juta umat, dipotong menjadi 1 juta.
"Potong saja dari dua juta jadi satu juta. Kalau tidak mampu haji ya tidak apa-apa. Mau lihat Kabah, ya umroh kan bisa," ujarnya.
Kalau pun pengurangan kuota itu harus membuat seseorang mengantri jauh lebih lama, maka umat Islam harus memaklumi hal tersebut.
Lagi-lagi ia mengingatkan, bahwa yang terpenting dalam menunaikan suatu ibadah, adalah keselamatan umat itu sendiri.
"Kalau antri sampai tidak kesampean ya tidak apa-apa. Jangan stres. Kalau tidak dapat bagian ya biarkan, kalau keduluan izroil ya tidak apa-apa. Jangan ngoyo kejar ibadah haji," terangnya.
Ia mengaku curiga, semua pembangunan di tanah suci dilakukan semata-mata untuk menambah pundi-pundi keluarga kerajaan.