Hukuman Mati
Dipenghujung Kehidupan, Andrew Chan Pasrahkan Diri kepada Tuhan
Menjelang kematiannya terpidana mati, Andrew Chan, mendekatkan diri dengan Tuhan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang kematiannya terpidana mati, Andrew Chan, mendekatkan diri dengan Tuhan. Perubahan dialami selama berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Maureen Veronica. Dia merupakan salah satu pelayan dari Gereja Bethel Indonesia Rock. Para pelayan gereja itu melayani para terpidana termasuk terpidana mati Andrew Chan.
Pelayanan dilakukan setiap hari Rabu di sebuah ruangan di dalam penjara. Kegiatan ini berlangsung selama di LP Krobokan, Bali. Namun, tidak dilakukan selama salah satu anggota sindikat narkotika Bali Nine berada di LP Nusakambangan.
"Paling membekas, saya datang dan menghibur dia. Dia mengatakan 'Ingat jangan takut sama yang membunuh tubuh, takut sama yang membunuh jiwa'. Dia itu percaya sama tuhan. Tuhan terserah, aku mau diambil boleh, kalau dikasih tinggal boleh," ujar Maureen Veronica ditemui di Rumah Persemayaman Abadi, Rabu (29/4/2015).
Tidak hanya Andrew Chan yang merasa dekat dengan Tuhan, tetapi juga pihak keluarga. Setelah tertangkapnya Andrew, mereka menyerahkan diri kepada yang maha pencipta.
"Mereka itu benar-benar takut Tuhan. Ketika Andrew ditangkap, mereka mendekat ke Tuhan. Belajar bagaimana supaya hidup di jalan Tuhan,"ujarnya.
Sementara itu, Tedy Andrew, rekan Maureen Veronica, mengaku Andrew Chan menjalani kehidupan seperti pendeta saat berada di dalam lembaga pemasyarakatan.
"Dia semenjak di Krobokan hidup seperti pendeta. Dia hidup mempengaruhi banyak orang," katanya.