Mudik Lebaran 2013
Nyaris Tertinggal Bus Mudik, Satu Keluarga Diselamatkan Rekening Bank Jateng
Bersama anak perempuan mereka yang berusia 8 tahun, wajah ketiganya tampak tegang mengejar bus
Pendaftaran pemudik dilakukan sejak 20 Juni hingga 20 Juli lalu oleh pengurus Paguyuban Kabupaten Kota, Koordinator Paguyuban Jawa Tengah, dan Bank Jateng cabang Jakarta.
Persyaratan pemudik antara lain, menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) domisili asal Jawa Tengah atau KTP musiman, atau Kartu Keluarga (KK).
Pemudik juga mesti bekerja di sektor informal.
Bagi pendaftar di Bank Jateng harus membuka rekening bank Jateng atau memiliki rekening bank Jateng. Syarat terakhir inilah yang tampaknya menyelamatkan Nurkolis dan keluarga yang hampir saja tertinggal bus.
Direktur Utama Bank Jateng Hariyono menyatakan pihaknya setiap tahun memfasilitasi masyarakat Jawa Tengah untuk mudik ke kampung halaman saat Lebaran. Bank Jateng, lanjutnya, memberikan bantuan armada 50 bus dari 190 armad bus kali ini.
Selain itu penyelenggaran mudik gratis secara keseluruhan juga dihandle oleh Bank Jateng.
"Kita juga beri suvenir untuk para pemudik," kata Hariyono.
Hariyono menjelaskan pemudik memang harus mendaftar sejak jauh hari. Lalu pada hari H, pemudik harus melakukan daftar ulang.
"Ini supaya tidak ada yang menggunakan tiket palsu, karena tahun-tahun sebelumnya ada yang memalsukan tiket gratis," ujarnya.
Menurutnya registrasi ulang dengan memiliki rekening bank Jateng memang akan lebih cepat. "Sebab data kami akan memeriksa secara cepat," katanya.
Hariyono mengatakan pihaknya juga menyiapkan ambulance di sepanjang posko yang dilewati bus mereka.
Menurutnya pada mudik gratis tahunan ini, 10.260 warga Jateng berhasil diberangkatkan melalui 190 armada bus dengan kapasitas masing-masing bus sebanyak 56 kursi.
190 bus itu, terdiri dari 50 bus dari Bank Jateng, 70 bus bantuan Pemprov Jateng, dan masing-masing dua bus dari 35 pemkab/pemkot se-Jawa Tengah yang totalnya 70 bus.
Hariyono menyatakan mudik gratis ditujukan untuk warga Jateng yang bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga, pedagang asongan, kuli bangunan, buruh pabrik, dan pekerja informal lainnya.
"Bantuan Gubernur, Bupati, Wali Kota se-Jawa Tengah dan Bank Jateng ini membantu masyarakat kurang mampu mendapatkan sarana transportasi dengan mudah, aman, nyaman, membantu biaya mudik, sehingga penghasilan dapat dibawa pulang dengan utuh," katanya.
Dalam kesempatan pelepasan pemudik tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih menyatakan program bantuan mudik gratis dari pemprov, pemkab/pemkot bekerjasama dengan Bank Jateng selalu diperbaiki setiap tahun. Awalnya program ini hanya memberangkatkan 50 armada bus namun kini meningkat hingga 190 bus. Dia pun mengharapkan tidak semua warga Jateng kembali ke Jakarta setelah mudik.
"Ada pandangan membangun desa. Selain itu, hasil selama bekerja di Jakarta selain diinvestasikan tentu sedikit kita harapkan meborong jajanan Jawa Tengah kalau pulang ke Jakarta. Ini bagian dari menggerakkan sektor UMKM di Jateng," katanya.