Senin, 29 September 2025

Stok BBM SPBU Swasta

Stok BBM Langka di SPBU Swasta Warung Buncit, 2 Pekerja Sempat Alami Pengurangan Hari Kerja

Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Warung Buncit berdampak pada operasional, dua pekerja sempat dikurangi jam kerja selama 3 hari.

|
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Glery Lazuardi
FERSIANUS WAKU
Dua pekerja SPBU Vivo Warung Buncit sempat dikurangi jam kerja akibat kelangkaan BBM Revo 90, 92, dan 95 selama tiga hari. 

"Kalau misalnya ada produk stock out (ya hari kerja dikurangi). Kalau misalnya (stok) ready ya normal," ujar Daman.

Daman mengungkapkan, SPBU tempatnya bekerja mengalami kekosongan stok BBM pada 17 hingga 19 September 2025. Selama masa tersebut, hanya produk jenis diesel yang tersedia.

"Sempat 3 hari kemarin kita stock out. Jadi awal pertama habisnya itu Revo 90, terus menyusul 92, menyusul 95. Jadi dua harian kalau enggak salah kita cuma jual diesel doang sih," ucapnya.

Ia menuturkan, saat ini SPBU Vivo Warung Buncit telah kembali menyediakan Revo 92 dan diesel. Namun, Revo 90 dan Revo 95 masih belum tersedia.

"Kita cuma ready 92 sama diesel doang sih. Yang enggak ada Revo 90 sama Revo 95. Jadi dua produk itu yang enggak ada," ungkap Daman.

Sementara itu, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pakar bahan bakar serta pelumas, Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menjelaskan bahwa akar masalahnya bukanlah kejadian tangki mobil berlumpur. 

"Tapi, ketika Kejaksaan Agung menyatakan bahwa Pertamax oplosan. Ketika Pertamax ada kasus tangki jadi berlumpur itu tidak berimbas ke orang pada ngantre di Shell," tegas Yuswidjajanto saat dihubungi Kompas.com. 

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kuota impor BBM memiliki batas volume dan waktu. 

"Karena waktu itu ramai waktu ada Pertamax oplosan itu, kan otomatis nyedot kuotanya. Sehingga, waktunya belum habis, tapi volumenya (SPBU Swasta) sudah habis," ujar Yuswidjajanto. 

Kondisi ini semakin diperburuk oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang tidak memperpanjang atau menerbitkan izin impor baru. 

"Sehingga, mereka terkendala untuk memasukkan bahan bakar dari luar. Kilang Shell sendiri yang di Singapura dibeli sama PT Chandra Asri Pacific Tbk dan dipakai untuk bahan bakunya mereka," ungkapnya. 

Yuswidjajanto menambahkan bahwa saat ini SPBU Shell sudah dijual kepada pihak lain, bukan lagi dikelola oleh Shell. 

"Jadi, akhirnya mereka impor dari tempat lain, bukan dari Singapura lagi. Karena habis kuotanya saja sebenarnya," kata Yuswidjajanto. 

Dalam perkembangan terbaru, kelangkaan BBM swasta telah memasuki babak baru. Kementerian ESDM telah menyatakan bahwa Badan Usaha SPBU Swasta bersama dengan Pertamina akan melakukan impor BBM dalam bentuk base fuel. 

Langkah ini diharapkan dapat meredakan kelangkaan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang selama ini terganggu. 

Dengan memahami secara menyeluruh alasan di balik kelangkaan BBM swasta, diharapkan masyarakat tidak lagi terjebak dalam kesalahpahaman dan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam menggunakan bahan bakar kendaraan mereka. 

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan