Yustinus Prastowo: Perubahan Perilaku Adalah Investasi Jangka Panjang untuk Jakarta
Menyongsong 500 tahun Jakarta sebagai kota global dan berbudaya harus diiringi kebiasaan memilah sampah dari rumah
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Editor:
Muhammad Zulfikar
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sampah bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan budaya, kesadaran, dan perilaku masyarakat.
Upaya di sektor hilir—seperti teknologi pengolahan—memang penting, namun akan jauh lebih efektif jika dibarengi perubahan di sektor hulu, mulai dari rumah tangga, komunitas, hingga pola konsumsi.
Baca juga: Cara Mendapatkan Tarif Transportasi Publik Rp80 di Jakarta pada 17 Agustus 2025
Pernyataan tersebut disampaikan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Yustinus Prastowo, melalui pesan tertulis yang dibacakan oleh tenaga ahlinya, Hendra Kusuma, dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema “Mengubah Paradigma Pengelolaan Sampah: Ikhtiar Kolektif Menuju Jakarta Kota Global, Berkelanjutan, dan Berbudaya”.
Acara diselenggarakan Koalisi Warga untuk Jakarta Bersih dan Berbudaya di Kantor Agenda 45, Jalan Tebet Timur No.17, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).
“Jakarta yang kita cita-citakan sebagai kota global, berkelanjutan, dan berbudaya tidak bisa dibangun hanya dengan kebijakan dan infrastruktur. Kita memerlukan gerakan kolektif, kolaborasi lintas sektor, dan konsistensi dalam mengedukasi serta menggerakkan masyarakat. Perubahan perilaku adalah investasi jangka panjang yang manfaatnya akan kita rasakan lintas generasi,” ujar Yustinus.
Jakarta merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia. Meskipun status ibu kota negara telah dipindahkan secara bertahap ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Jakarta tetap menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, budaya, dan sejarah yang sangat penting.
FGD ini juga dihadiri Dirut PD Pasar Jaya Agus Himawan, Staf Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Monang Sinaga, anggota Dewan Pakar Agenda 45 Prof. Ibnu Maryanto, serta sejumlah pegiat lingkungan dari berbagai wilayah Jakarta.
Penanggung jawab FGD, Kelik Ismunanto, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi tumpukan sampah melalui perubahan mindset dan perilaku masyarakat.
Menurutnya, menyongsong 500 tahun Jakarta sebagai kota global dan berbudaya harus diiringi kebiasaan memilah sampah dari rumah yang menjadi bagian budaya baru.
“Perubahan perilaku membutuhkan dukungan serius dari Pemprov DKI. Ini harus menjadi gerakan dan political will menuju Jakarta 500 tahun,” tegas Kelik.
Ia menambahkan, FGD ini juga mengungkap berbagai persoalan di lapangan yang membuat pendekatan dan kebijakan pemerintah belum sepenuhnya maksimal.
Berbagai ide perbaikan serta praktik baik yang sudah ada di masyarakat perlu dipertimbangkan sebagai bahan rencana tindak lanjut forum ini.
Baca juga: Lowongan 1.000 Petugas Damkar DKI Jakarta 2025, Terbuka untuk Lulusan Minimal SLTA Sederajat
Gerakan Kolektif
Koalisi Warga untuk Jakarta Bersih dan Berbudaya merupakan gerakan atau inisiatif kolektif merujuk pada semangat kolaboratif antara warga, pemerintah, dan DPRD DKI Jakarta untuk membangun Jakarta sebagai kota yang bersih secara lingkungan, berbudaya, dan berdaya saing.
5 Personel Brimob Pelindas Ojol Affan Belum Disidang Etik, Ini Penjelasan Polri |
![]() |
---|
Jelang Demo Ojol, Polisi Siagakan Penyekatan Lalu Lintas di Kawasan Patung Kuda Jakpus |
![]() |
---|
Naik MRT Jakarta Tanggal 17 dan 19 September 2025 Cuma Bayar Rp1 |
![]() |
---|
Jakarta Barat Tetapkan Status KLB Campak: 38 Kasus Terpantau di Kapuk Cengkareng |
![]() |
---|
Sidang Cerai Perdana Andre Taulany Akan Digelar 24 September, sang Artis Wajib Hadir? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.