Senin, 29 September 2025

Menuju Indonesia Bersih 2029, World Cleanup Day Indonesia Tahun 2025 Libatkan Jutaan Relawan

World Cleanup Day (WCD) Indonesia 2025 kembali digelar secara serentak di ribuan titik seluruh Indonesia.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
MENUJU INDONESIA BERSIH - World Cleanup Day (WCD) Indonesia 2025 kembali digelar secara serentak di ribuan titik seluruh Indonesia dengan target keterlibatan hingga 13 juta relawan. Acara puncak dipusatkan di Flyover Bendungan Hilir (Benhill), Jakarta, Minggu (21/9/2025), dengan mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih 2029” sejalan dengan target nasional 100 persen sampah terkelola pada 2029. (HO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - World Cleanup Day (WCD) Indonesia 2025 kembali digelar secara serentak di ribuan titik seluruh Indonesia, dengan target hingga 13 juta relawan terlibat. 

Acara puncak dipusatkan di Flyover Bendungan Hilir (Benhill), Jakarta, Minggu (21/9/2025), dengan mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih 2029” sejalan dengan target nasional 100 persen sampah terkelola pada 2029.

Dalam aksi di area Car Free Day Jakarta, relawan berhasil mengumpulkan 261,9 kg sampah terpilah, terdiri dari residu 185,85 kg, anorganik 69,4 kg, dan puntung rokok 7,65 kg. 

Kegiatan utama meliputi plogging dengan rute menuju JPO Tugu Sepeda dan JPO Polda, kampanye pilah sampah plastik melalui permainan edukatif, serta drop off sampah oleh masyarakat.

Selain aksi bersih, rangkaian acara juga menghadirkan talkshow inspiratif menghadirkan Andy Bahari (Leader WCD Indonesia), Carolus Bregas Pranoto (Katadata Green), Wahid (Sekolah Adiwiyata), dan Nur Rakhmah Latifah (Waste4Change).

Andy Bahari menegaskan pentingnya menumbuhkan kesadaran sejak dini soal tanggung jawab sampah

“Buat saya, hal terpenting adalah menumbuhkan kesadaran sejak dini soal tanggung jawab sampah dan proses pilah sampah,” ujarnya.

Ia menambahkan, budaya kerja bakti sudah mengakar di masyarakat.

“Jadi kalau ditanya dari mana harus mulai, jawabannya sederhana: mulai dari dirimu sendiri," ujarnya.

Dari sisi pendidikan, Wahid menyoroti pentingnya pembiasaan sejak anak-anak. 

“Kalau anak-anak terbiasa memilah sampah sejak dini, mereka akan tumbuh jadi generasi yang lebih peduli dan mampu mengurangi sampah dari sumbernya. Saat ini ada 500.000 sekolah namun yang sudah menjalani program sekolah adiwiyata saat ini masih di 22.000 sekolah,” katanya.

Sementara itu, Carolus Bregas Pranoto dari Katadata Green menekankan peran kolaborasi multipihak. 

“Katadata menggunakan tagline ‘sustainability hub’ karena pada dasarnya isu lingkungan adalah isu yang kompleks dan butuh keterlibatan pemerintah, komunitas, dan perusahaan. Sedangkan peran media di sini sebagai amplifikasi masing-masing dari sektor tersebut,” katanya.

Narasumber lainnya, Nur Rakhmah Latifah dari Waste4Change, memaparkan bahwa lembaga tersebut telah mengelola 65.000 ton sampah dalam 10 tahun terakhir. 

“Waste4Change berusaha mengelola sampah semaksimal mungkin sehingga sampah yang berakhir di TPA sangat minimal mengingat kondisi TPA di Indonesia sudah over capacity sampai setinggi 16 lantai gedung Jakarta,” ucapnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan