Diplomat Muda Tewas di Menteng
Email Bunuh Diri 2013 tapi Siap Dinas ke Finlandia, Benarkah Arya Daru Mengakhiri Hidupnya?
Kematian Arya Daru Pangayunan menyisakan misteri. Polisi sebut bunuh diri, tapi keluarga ragu. Apa kaitan email lama dan rencana dinas ke Finlandia?
TRIBUNNEWS.COM - Misteri di balik kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, semakin pelik.
Meski pihak kepolisian menyimpulkan Arya meninggal tanpa keterlibatan pihak lain, keluarga dan para ahli justru menemukan banyak kejanggalan.
Bagaimana mungkin seseorang yang sedang mempersiapkan diri untuk penugasan di luar negeri, tiba-tiba ditemukan tak bernyawa dengan cara yang janggal?
Dari sebuah rumah sederhana di Desa Jenggolo, Sidoarjo, Meta Bagus, kakak ipar Arya Daru, mengungkapkan keyakinan keluarga yang kuat.
"Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu, Mas. Cukup nggih (ya) Mas untuk saat ini,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.
Pernyataan ini menunjukkan betapa dalamnya keraguan keluarga terhadap hasil penyelidikan yang diumumkan oleh Polda Metro Jaya.
Bagi keluarga, Arya bukan hanya seorang diplomat, melainkan juga seorang anak, suami, kakak, dan sahabat yang dikenal berdedikasi tinggi.
Mereka meminta agar proses penyelidikan berlangsung secara cermat, menyeluruh, dan profesional, dengan mempertimbangkan setiap masukan yang mereka berikan.
"Artinya, kami berharap setiap fakta yang ada bisa benar-benar diperiksa dengan teliti dan terbuka. Kami juga berharap semua masukan dari keluarga termasuk hal-hal yang kami alami dan ketahui secara langsung, dapat ikut dipertimbangkan,” ujar Bagus mewakili keluarga ADP.
“Kami percaya, pada waktunya nanti, kebenaran akan terungkap dengan terang dan membawa keadilan serta ketenangan bagi ADP, juga bagi kami yang ditinggalkan,” tegasnya.
Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa penyebab kematian Arya Daru adalah mati lemas akibat gangguan pertukaran oksigen, tanpa ada unsur pidana.
Kesimpulan ini didasarkan pada hasil autopsi dan olah TKP, yang menemukan sidik jari Arya Daru pada lakban yang melilit kepalanya.
"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain. Kami belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra.
Baca juga: Psikolog Heran Arya Daru Burnout Sebelum Bunuh Diri: Kerja di Kemlu Indonesia Nggak Berat-berat Amat
Namun, di sisi lain, muncul berbagai kejanggalan yang membuat publik bertanya-tanya:
Jejak Digital yang Bertolak Belakang
Tim digital forensik menemukan email yang dikirim Arya Daru pada tahun 2013 dan 2021 yang berisi keinginan untuk bunuh diri.
"Tim digital forensik menemukan dua segmen pengiriman surel dari Arya Daru, yaitu pada 2013, dimulai sejak 27 Juni 2013 sampai dengan 20 Juli 2013, berisi tentang keinginan bunuh diri," ungkap polisi.
Namun, bagaimana bisa seseorang yang memiliki niat tersebut tetap berprestasi dan bahkan dipersiapkan untuk tugas negara di Finlandia?
Hilangnya Ponsel dan "Hubungan Privasi"
Ponsel yang biasa digunakan Arya Daru sehari-hari hilang dan tak terlacak.
"Handphone itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Kombes Wira. Polisi juga enggan memberikan rincian terkait sosok bernama "Vara" yang terakhir kali bersamanya, dengan alasan "privasi".
"Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawab Kombes Wira.
Alat Kontrasepsi Tanpa DNA:
Ditemukannya dua alat kontrasepsi di TKP, namun tanpa adanya DNA orang lain, menjadi misteri yang belum terpecahkan.
"Pemeriksaan TKP yang kami lakukan, kami tidak menemukan di TKP adanya bercak darah, sperma arau material biologi di TKP, baik di dalam kamar korban, maupun di luar, kamar mandi, kami tidak menemukan materi biologi orang lain," ucap Ahli sidik jari Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto.
Misteri Memar Tubuh:
Dokter forensik menemukan memar di beberapa bagian tubuh Arya Daru, yang dijelaskan sebagai akibat dari "aktivitas fisik sebelumnya".
Penjelasan ini masih menyisakan keraguan bagi banyak pihak.
"Memar tersebut bisa disebabkan oleh aktivitas fisik sebelumnya, termasuk saat memanjat tembok di rooftop gedung Kemlu,” jelasnya.
Baca juga: Ada Burnout, Kriminolog Sebut Kasus Kematian Arya Daru Pangayunan sebagai Anomali: Kemenlu Disorot
Seorang psikolog, Adib Setiawan, menduga bahwa Arya Daru murni mengakhiri hidupnya akibat gangguan kesehatan mental yang dipendam sejak lama.
"Hipotesa saya ini murni kesehatan mental gitu (alasan bunuh diri), yang jelas terkait masa lalu, saya sih melihatnya lebih ke faktor-faktor kesehatan mental dia di masa lalu sih. Karena 2013 sudah muncul (niat bunuh diri)," ungkapnya.
Menurutnya, Arya adalah sosok yang berdedikasi tinggi, namun juga memikul beban kerja yang berat sebagai seorang diplomat, yang mungkin menimbulkan burnout dan compassion fatigue.
“Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," ujar Ketua Umum Apsifor, Nathanael Sumampouw.
Kasus ini sekaligus membuka diskusi tentang pentingnya dukungan kesehatan mental bagi para aparat negara, yang seringkali menghadapi tekanan pekerjaan yang ekstrem.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul 6 Kejanggalan Baru di Kematian Arya Daru Pangayunan, Sempat Salah Kirim WA hingga Dugaan Selingkuh,
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul Psikolog Ini Sebut Arya Daru Alami Tekanan Psikologis, Sebut Sudah Memendam Masalah Sejak Lama,
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul Polisi Sebut Arya Daru Tewas Tanpa Campur Tangan Siapa pun, Keluarga Membantah: Bukan Akhiri Hidup,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.