Sosok Tri Krisna Murti, 'Anak Kemarin Sore' dari Gen Z yang Jadi Ketua RW di Jakarta Utara
Tri Krisna Murti mencuri perhatian lantaran dia menjadi Ketua RW 02 Kelurahan Pademangan Barat meski masih berusia 20 tahun.
Posyandu Remaja adalah program kesehatan fisik dan mental anak muda, termasuk pengecekan kesehatan dan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI (BNNP DKI) untuk tes urin.
Adapun mengenai pembatasan jam malam, Krisna memberlakukannya demi mencegah tawuran.
Bagi Krisna, menjadi ketua RW pada usia belia memang penuh tantangan. Salah satu hal tersusah adalah mengurus kasus kematian warga terkait program bantuan sosial berbasis iuran.
"Saya harus rapatkan ulang soal keikutsertaan pasangan suami-istri dalam program itu. Banyak yang masih bingung hak dan prosedurnya," katanya.
Mahasiswa itu mengaku kelak ingin menjadi anggota dewan. Menurut dia, menjadi ketua RW adalah langkah awal.
Tantangan umum bagi pemimpin dari generasi Z
Para pemimpin dari generasi Z mungkin akan kesusahan atau menghadapi tantangan ketika menjadi seorang pemimpin.
Dikutip dari laman Cogent Info, mengarahkan tim yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan akan sangat berbeda dengan mengarahkan diri sendiri untuk mencapai target pribadi.
Berikut sejumlah tantangan bagi pemimpin generasi Z.
1. Perkembangan teknologi yang cepat
Hasil kajian dari International Federation of Accountant menyebutkan bahwa 80 persen genz merasa nyaman dengan tenologi saat ini dan percaya diri untuk menggunakannya.
Meski demikian, gen Z harus terus mempelajari teknologi yang berkembang cepat agar tidak ketinggalan dan tetap kompetitif.
2. Perubahan dinamika tempat kerja
Para pemimpin gen Z harus menghadapi dinamika di tempat kerja, terutama ketika mendapat rintangan dari rekan kerja yang lebih tua dan terbiasa menggunakan metode lama.
Mereka harus memprioritaskan fleksibilitas dan adaptasi serta berani menghadapi perubahan.
3. Komunikasi yang efektif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.