Sabtu, 4 Oktober 2025

Jakarta Dinilai Butuh Banyak Komposter untuk Tangani Sampah Organik dan Cegah Efek Rumah Kaca

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyusun Roadmap Pengelolaan Sampah Jakarta 2025–2026.

|
handout
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK - Penyerahan 500 unit komposter untuk wilayah Jakarta Utara dari Ecotru dan Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyusun Roadmap Pengelolaan Sampah Jakarta 2025–2026.

Salah satu fokusnya adalah penanganan sampah organik yang antara lain berasal dari sampah rumah tangga dan industri. 

Sampah organik yang tidak terkelola dengan baik berpotensi menghasilkan gas metana (CH₄) di tempat pembuangan akhir (TPA), yang memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida (CO₂). 

Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal. 

Dibutuhkan ribuan komposter untuk mengelola seluruh sampah organik di DKI Jakarta.

 

Baru-baru ini, Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) bersama Ecotru menginisiasi penyediaan 500 unit komposter yang selanjutnya didistribusikan untuk menangani sampah organik di wilayah Jakarta Utara.

Penyerahan ratusan unit komposter dilakukan di kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara dan dihadiri Menteri Lingkungan Hidup RI Dr. Hanif Faisol Nurofiq, Walikota Jakarta Utara Hendra Hidayat, Ketua Umum ASPEBINDO Anggawira serta sejumlah pemangku kepentingan.

Ratusan unit komposter selanjutnya didisreibusikan kepada perwakilan RT/RW dari enam kecamatan di Jakarta Utara.

Direktur Ecotru, Eka Lestari Sinaga, mengatakan, program ini merupakan bentuk nyata kontribusi dunia usaha dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Program ini merupakan gagasan Eka Lestari Sinaga yang juga merupakan Ketua Bidang 5 Lingkungan Hidup dan Transisi Energi Hijau ASPEBINDO. 

"Perubahan besar dimulai dari langkah kecil di lingkungan sekitar. Program komposter ini bukan hanya soal pengelolaan sampah, tetapi tentang membangun budaya sadar iklim dan ekonomi sirkular di tingkat komunitas," ungkap Eka Lestari Sinaga, dikutip Minggu, 13 Juli 2025.

Dia menambahkan, kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"Program ini mendapatkan dukungan dan apresiasi karena telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya, serta memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan peningkatan ketahanan lingkungan," kata Imam Pesuwaryantoro, Sekretaris Bidang 5 Transisi Energi Terbarukan dan  Lingkungan Hidup ASPEBINDO

Selanjutnya, ada 4 sasaran program ini yakni, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis lingkungan dan mengurangi beban TPA melalui pengolahan sampah organik di tingkat rumah tangga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved