Minggu, 5 Oktober 2025

Pegiat Kesejahteraan Hewan Usul Taman di Jakarta Jadi Ruang Ramah Kucing

Selain aspek kesejahteraan hewan, Francine menilai bahwa taman ramah hewan dapat menjadi lokasi wisata edukatif yang menarik

Editor: Eko Sutriyanto
Freepik
TAMAN RAMAH HEWAN - Pegiat kesejahteraan hewan yang juga anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Francine Widjojo, meminta agar Pemprov DKI tidak hanya membuka taman selama 24 jam, tetapi juga menjadikannya ramah bagi hewan khususnya kucing 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pegiat kesejahteraan hewan yang juga anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Francine Widjojo, meminta agar Pemprov DKI tidak hanya membuka taman selama 24 jam, tetapi juga menjadikannya ramah bagi hewan, khususnya kucing.

Permintaan ini ia sampaikan dalam Diskusi Publik 100 Hari Gubernur yang digelar oleh DPW PSI Jakarta, Sabtu (14/6/2025).

Francine mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI Jakarta membuka akses taman untuk publik selama 24 jam.

Namun, menurutnya, langkah tersebut perlu dilanjutkan dengan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan hewan.

“Alangkah baiknya jika taman-taman ini juga dibuat ramah hewan, terutama untuk kucing yang menurut survei paling disukai dan dipelihara oleh 47 persen orang Indonesia,” ujarnya.

Ia merujuk pada hasil survei Rakuten Insight tahun 2021, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan persentase tertinggi pemelihara kucing di Asia, yakni sebesar 47 persen.

Baca juga: Tenggiling Hewan Dilindungi, Bareskrim Polri: Pembeli Bisa Dipidana

Taman Ramah Kucing

Francine menegaskan bahwa menjadikan taman ramah kucing memerlukan langkah konkret dari Pemprov DKI, antara lain sterilisasi kucing liar yang tinggal di taman untuk mengendalikan populasi, menyediakan zona atau titik khusus pemberian makanan, agar taman tetap bersih dan tertata, memberikan layanan kesehatan, termasuk vaksinasi rabies, guna menjaga status Jakarta yang telah bebas rabies selama kurang lebih 20 tahun.

“Kucing-kucing di taman juga butuh divaksin. Ini penting untuk mempertahankan Jakarta sebagai kota bebas rabies,” tambah Francine.

Selain aspek kesejahteraan hewan, Francine menilai bahwa taman ramah hewan dapat menjadi lokasi wisata edukatif yang menarik.

“Jadi warga tidak perlu jauh-jauh ke pulau kucing. Di taman pun bisa mendapatkan pengalaman serupa,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengembangan taman ramah hewan juga berpotensi menciptakan lapangan kerja, mulai dari tenaga kesehatan hewan hingga industri pakan.

“Jakarta setidaknya membutuhkan 15 Puskeswan. Rencananya pada 2026, akan dibangun 10 Puskeswan dan disediakan 6 Mobil Pelayanan Veteriner (Moyanvet). Ini membuka peluang kerja bagi dokter hewan dan perawat,” jelasnya.
Francine juga memperkirakan bahwa industri pakan hewan akan berkembang seiring meningkatnya partisipasi masyarakat dalam merawat kucing jalanan.

Sebelumnya Francine mengkritisi rencana relokasi kucing ke Pulau Tidung Kecil, Kepulauan Seribu, untuk dijadikan pulau tematik kucing. Ia menilai rencana tersebut tidak realistis dan berpotensi merusak lingkungan.

“Selain belum memiliki AMDAL, Pulau Tidung Kecil merupakan wilayah konservasi perairan. Jika sejumlah besar kucing direlokasi ke sana, justru bisa merusak ekosistemnya,” tegas Francine.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan agar Pemprov DKI memilih pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis kesejahteraan, demi mewujudkan Jakarta sebagai kota ramah hewan. (Tribun Jakarta/Dionisius Arya Bima Suci) 

 
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ketimbang Buat Pulau Kucing, PSI Dorong Gubernur Pramono Buat Taman Ramah Hewan

 

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved