Membangun Ruang Komunitas dan Kreatif, Mendorong Refleksi Pribadi untuk Kesehatan Mental

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masalah kesehatan mental dan krisis lingkungan menjadi tantangan yang makin mendesak di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota. 

Banyak orang mulai menyadari pentingnya memperlambat ritme hidup dan merawat diri, baik secara fisik maupun mental.

"Perlu tempat untuk menciptakan lingkungan yang memberi ruang bagi individu dan komunitas memperlambat ritme hidup, terhubung kembali dengan diri sendiri, dan memperkuat hubungan sosial," ujar Hendy Kana dari A3000 Cultural Collective di sela-sela memperkenalkan Self Care Community Centre (SCCC)  di Kemang Jakarta belum lama ini.

Pusat Komunitas Perawatan Diri di Kemang ini hasil kerja sama Dan Mitchell melalui kolaborasi dengan Space Available.

Yang membuat pusat komunitas unik bukan hanya konsepnya, tetapi juga fisiknya.

Bangunan ini didirikan menggunakan lebih dari 11 ton sampah plastik daur ulang dari sumber lokal. 

Desainnya mengusung konsep sirkular, mengedepankan kerajinan tangan dan inovasi material, sembari menciptakan suasana yang mendukung refleksi, kebersamaan, dan hubungan yang lebih erat dengan alam.

Baca juga: Kata Pakar Soal Rencana Tes Kesehatan Mental Bagi Dokter PPDS

Bangunan yang dulunya merupakan pusat kebudayaan rancangan arsitek ternama Andra Matin ini kini dihidupkan kembali sebagai ruang komunitas yang inklusif dan transformatif.

"Bangunan ini adalah kumpulan ekosistem budaya yang unik, dirancang untuk memupuk kesejahteraan individu dan kolektif melalui praktik-praktik sehari-hari yang bermakna," tambah Mitchell.

Bagunan ini menghadirkan serangkaian ruang dan program berbasis lima pilar kesejahteraan yakni Move: Aktivitas fisik seperti klub lari, tari, dan lokakarya tubuh; Meditate yakni ruang untuk mindfulness, eksplorasi diri, dan ketenangan; Listen: Pengalaman mendengarkan suara dan perspektif baru secara mendalam.

Kemudian Learn yakni ruang Diskusi, membaca, dan lokakarya kolaboratif dengan komunitas lokal dan global;  Nourish: Pengalaman kuliner multisensori yang menyeimbangkan tubuh dan pikiran, bersama chef Andika Biantara dan setiap sudut SCCC dirancang untuk mendorong refleksi pribadi dan interaksi komunal.

SCCC merupakan ruang serbaguna yang terdiri dari beberapa mikro-ruang interaktif, di antaranya: kafe untuk menikmati kopi dan teh secara mindful dalam suasana seremonial, lokakarya pengelolaan sampah dan kreasi material daur ulang,  stasiun upcycling untuk memperbaiki dan mengubah barang lama.

Kemudian ruang untuk eksplorasi diri dan meditasi, juga jadi basis aktivitas komunitas, ruang untuk menyimak audio meditasi dan membaca buku pilihan,  ruang pameran seni dan inovasi material dan menyajikan makanan sehat dan hidangan berbahan jamur obat dengan atmosfer suara meditatif.

"Peran ritel telah berevolusi. Seperti LN-CC yang kami kembangkan pada 2010 sebagai ruang komunitas budaya dan juga berupaya mendefinisikan ulang potensi ruang fisik di era sekarang," ujar Mitchell.

Ia adalah bagian dari ekosistem kesejahteraan kultural yang memberi ruang bagi setiap individu untuk terlibat dalam praktik self-care dan kebersamaan secara mendalam.

"Ini adalah ruang untuk mendukung praktik sehari-hari, menginspirasi pertumbuhan, dan memupuk rasa koneksi yang lebih dalam," pungkas Mitchell.

Sebagian area bagunan komunitas terbuka untuk publik, sementara program-program khusus dapat diakses melalui keanggotaan komunitas secara gratis.