Sabtu, 4 Oktober 2025

Sempat Berbohong Suami Tewas Saat Bertengkar, Istri Bos Aksesoris: Saya Kesetanan, Tidak sengaja

Berangkat dari pengakuan istri korban, Ade dan Yudi meminta persetujuan kepada ayah mereka apakah boleh membuat laporan polisi terhadap Juhariah.

Editor: Erik S
Wartakotalive.com
Seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Alasannya, karena kesal hubungannya dengan sang pacar tidak direstui ketika ingin menikah. - 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Juhariah (45) tidak menjelaskan penyebab suaminya, Asep Saepudin (45) meninggal dunia.

Saat ditanya keluarga Asep, Juhariah kemudian meminta agar bertanya kepada anak sulung mereka, Silvia Nur Alfiani (22).

Kedua adik Asep, Ade Mulyana (43) dan Ahmad Wahyudi (33), bertanya kepada Juhariah karena sebelumnya mendapatkan informasi dari Silvia bahwa terjadi cekcok sebelum bos aksesoris itu tewas.

“Saya tanya lagi ke dia (Juhariah dan Silvia), minta klarifikasi. ‘Ju, ini kenapa?’, ‘tanya saja sama Silvia’. Dia selalu kayak begitu, mengelak. Jadi, Silvia ini seakan-akan disuruh menjelaskan terus,” kata Ade saat ditemui di Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/7/2024).

Baca juga: Ayah di Bekasi Tewas Dibunuh Istri, Anak dan Pacar Anaknya, Kapolres Ungkap Motif Para Pelaku

“Saya bilang, ‘enggak, saya mau tanya sama kamu. Sebenarnya, ini bagaimana ceritanya?’. Dia langsung jawab pertama, ‘Ya intinya Juju kesetanan, khilaf, enggak sengaja, khilaf’, itu saja,” lanjut Ade.

Berangkat dari pengakuan tersebut, Ade dan Yudi meminta persetujuan kepada ayah mereka apakah boleh membuat laporan polisi terhadap Juhariah.

Sebab, keduanya percaya dengan kronologi awal seperti yang disampaikan Juhariah dan Silvia tentang adanya percekcokan antara pasangan suami istri tersebut sebelum Asep tewas.

“Orangtua bilang, ‘ya sudah, laporkan, tapi jangan diotopsi. Ya pokoknya harus dikasih jera ke Juju atas perbuatannya. Kami sebagai anak juga bingung. Karena, mau enggak mau, harus ada otopsi,” ucap Ade.

Namun, Ade dan Yudi berangkat ke Polsek Setu untuk berkonsultasi apakah bisa mengungkap adanya pembunuhan tanpa adanya otopsi. Apalagi, jenazah Asep telah dikebumikan. Namun, setelah berkonsultasi, pihak kepolisian tetap menyarankan untuk ekshumasi atau membongkar makam demi kepentingan penyelidikan.

Oleh karena itu, Ade dan Yudi mengurungkan niat dan memilih mengumpulkan barang bukti berdasarkan kejanggalan-kejanggalan yang mereka temukan. Pemicu pengumpulan barang bukti berangkat dari pengakuan Silvia karena dia melihat kedua orangtuanya bertengkar tetapi hanya diam saja.

Ingin kuras harta korban

Ahmad Wahyudi menduga kasus istri bunuh suami tersebut karena para pelaku ingin menguasai harta korban.

Yudi mengatakan Asep sudah lama menikah dengan pelaku Juhariah alias J.

Pernikahan keduanya dikaruniai tiga anak, Silvia Nur Alfiani (22) serta dua adiknya masing-masing berusia 12 dan empat tahun.

"Pelaku udah nikah lama, menikah dari sama-sama bujangan sama lajang, anaknya tiga satu itu yang paling tua pelaku juga si Silvia anak kandungnya," kata Yudi.

Yudi ragu jika motif utama pembunuhan terhadap kakaknya faktor ekonomi serta rasa sakit, karena faktanya tak seperti itu.

Baca juga: Kesaksian Adik Bos Aksesoris di Bekasi, Motif Pembunuhan Bukan Ekonomi, Korban Dibunuh saat Tidur

Kakaknya lanjut Yudi, merupakan wirausaha pembuat aksesoris seperti gelang, cincing, kalung dan semacamnya.

Usaha tersebut dijalani bersama dirinya, mempekerjakan puluhan orang yang dibayar borongan per proyek.

"Keseharian almarhum dia wirausaha, mempekerjakan borongan ibu-ibu puluhan atau bahkan ratusan," ungkapnya.

Melalui usaha tersebut, Asep bisa dikatakan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak-anaknya.

"Itu engga ada tuh motif ekonomi, soalnya almarhum kan kerja bareng sama saya, saya sangat tahu kondisi ekonomi dia," jelasnya.

Menurut dia, motif utama pelaku ingin menguras harta benda korban dan menggunakan data dirinya untuk mengajukan pinjaman online.

"Kalau menurut saya ya karena pengen menguasai harta aja, kan dikuras, yang ditransfer itu bukan cuma pinjol doang kan, tabungan pribadi pun habis tinggal Rp53 ribu," ucapnya.

Sedangkan untuk motif pelaku Silvia Nur Alfiani alias SNA dan kekasihnya Hagistiko Pramada alias HP, ikut dalam pembunuhan bukan karena sakit hati hubungan tak direstui.

Yudi memastikan, korban sudah cukup kenal dengan HP lantaran berpacaran lama dengan anak sulungnya SNA.

Baca juga: Awal Kasus Pembunuhan Bos Aksesoris di Bekasi Terungkap, Penyidik Bongkar Makam Korban

"Kenal banget (sama HP), udah 5 tahun pacaran, dari SMA pacarannya, ibarat sama sama anak pacar masalah tidak direstui juga itu saya juga mau klarifikasi, dia berhubungan sudah 5 tahun, saya pun tahu," tegas dia.

Asep Saepudin dibunuh di kediamannya di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi pada Kamis (27/6/2024) dini hari.

Awalnya, polisi mendapat laporan kematian Asep karena sakit. Tetapi, terdapat tanda-tanda mencurigakan bekas luka di tubuh korban.

Atas dasar itu, anggota keluarga yang tidak terlibat meminta kematian Asep diselidiki hingga terungkap fakta adanya pembunuhan.

Korban dibunuh dengan cara dianiaya, lehernya dicekik serta kepala dihantam menggunakan helm oleh ketiga tersangka.

Usai kasus ini terungkap, ketiga tersangka diringkus Polisi dan patut diduga melakukan tindak pidana pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP ancaman hukuman mati atau seumur hidup. (Kompas.com/Tribun Jakarta)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved