Virus Corona
Bertarung Nyawa Makamkan Korban Covid-19, Para Penggali Kubur di DKI Ternyata Belum Terima Honor
Abdurrahman Suhaimi menanggapi persoalan para penggali kubur yang belum mendapat uang intensif itu.
Berikut curhatan mereka seperti dilansir dari TribunJakarta,com:
Berpotensi Jadi Carrier

Baca: Menilik Skenario Hidup Normal Pemerintah setelah Corona di Indonesia, Ahli Anggap Salah Besar
Setelah profesinya kini memiliki risiko tertular yang tinggi, para penggali kubur ini terpaksa tidak bisa langsung bertemu dengan keluarga mereka.
Mereka harus memastikan diri mereka benar-benar bersih usai bertugas.
Anan (42), seorang petugas makam merasakan perbedaan dalam hal kebersihan diri semenjak menangani jenazah Covid-19.
Bukan hanya mengerjakan tugas itu sebaik mungkin, juga harus benar-benar memastikan diri bersih selepas kerja.
Sebab, bisa jadi Anan terpapar virus tak kasat mata ini dan menyebar kepada anggota keluarga di rumah.
Anan mandi di area tempat pemakaman setelah kerja. Ia sudah menyiapkan baju ganti untuk dipakai sebelum pulang ke rumah.
Sang istri sudah menyiapkan cairan desinfektan untuk disemprotkan ke tubuh Anan ketika sampai di depan rumah.
"Saya disemprot cairan desinfektan sama istri. Sudah seperti burung. Ketika sampai rumah, saya mandi lagi. Bilas pakai sabun dua kali," ungkapnya seraya berseloroh kepada TribunJakarta.com pada Selasa (12/5/2020).
Istri memaklumi pekerjaan Anan yang bergelut di liang lahat sehari-hari.
Untuk mencegah penyebaran, ia membuat sendiri cairan desinfektan dan hand sanitizer.
"Istri enggak gelisah, dia udah paham kerjaan suaminya seperti apa. Dia bikin cairan desinfektan dan hand sanitizer sendiri untuk mencegah penyebaran," kata pria dua anak tersebut.
Petugas lainnya, Kasman (42) juga tak mau menjadi pembawa virus di lingkungan tempat tinggalnya bahkan di dalam keluarganya sendiri.
Ia dan rekan-rekan penggali kubur lainnya sudah menyiapkan alat-alat mandi, sabun dan shampoo untuk keperluan mereka membersihkan diri sebelum pulang.