Virus Corona
Bertarung Nyawa Makamkan Korban Covid-19, Para Penggali Kubur di DKI Ternyata Belum Terima Honor
Abdurrahman Suhaimi menanggapi persoalan para penggali kubur yang belum mendapat uang intensif itu.
"Saya mandi dulu bersih-bersih di kamar mandi. Bahkan kita khusus membeli alat-alat mandi, kayak sabun, shampoo dan sabun buat nyuci baju. Ketika pulang, juga enggak pakai baju dinas lagi," lanjutnya.
Meski sudah mandi di area pemakaman, Kasman akan mandi lagi ketika sampai di rumah.
Hal baru ini dilakukan agar ia merasa benar-benar bersih.
"Sampai rumah saya mandi lagi, jadi dua kali mandi. Terus terang aja biar menjamin lah. Kita menjaga diri apalagi kan dekat sama anak dan keluarga," tambahnya.
Aib, pria yang bertugas sebagai pengangkut peti juga sepakat dengan Kasman dan Anan.
Ia tak ingin membawa virus itu kepada keluarga tercinta di rumah.
"Besar banget rasa khawatir saya. Cuman karena kerjaan kita masa keluarga harus kena. Makanya kita sebersih mungkin di lapangan baru bisa pulang. Kita udah yakin selanjutnya terserah yang maha kuasa," pungkasnya.
Jenazah Datang dengan Cepat

Sejak pertengahan bulan Maret silam, para petugas dinas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur tak henti bergelut dengan pacul dan gundukan tanah demi membuat lubang-lubang jenazah Covid-19.
Setiap hari, lubang-lubang itu terisi oleh peti-peti jenazah yang dibawa ambulans.
Mereka bekerja keras tiada henti sepanjang hari agar para jenazah dapat dimakamkan.
Pada suatu siang yang cukup terik, Selasa (12/5/2020), mobil ambulans silih berganti datang membawa jenazah.
Sebanyak empat petugas makam berpakaian hazmat di sekitar lubang makam bersiap mengangkat peti begitu ambulans mendekat.
Keempat petugas itu bertugas untuk mengangkat dan menurunkan peti ke tempat peristirahatan terakhir.
Usai peti yang dibebat plastik itu diangkat, para petugas langsung menurunkan ke dalam liang lahat menggunakan tali tambang secara perlahan.