Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita Korban Perampokan di Pasar Minggu, Pelaku Pakai Kupluk Todongkan Pistol dan Celurit

"Pas masuk mereka pake kupluk, gak dicopot gitu kupluknya terus kaya tergesa-gesa, wah saya sudah curiga tuh disitu," kata Rafli

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Rafli dijumpai TribunJakarta.com di depan minimarket tempatnya bekerja, Jumat (22/2/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rafli (24), seorang pegawai minimarket di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu tak pernah menyangka tempat dia bekerja menjadi sasaran perampok pada Selasa (5/2/2019) silam.

Ketika kejadian, Rafli berdua rekannya tengah mendapat shift malam, dan melayani pembeli dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Baca: Sindikat Perampok Minimarket yang Kerap Beraksi di Jaksel Berhasil Diringkus Polisi

Seperti biasa, suasana di sekitar minimarket tempat Rafli bekerja di Jalan Siaga Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sepi dan hanya ada satu hingga dua motor yang lalu lalang.

Sekira pukul 03.15 WIB, tiba-tiba datang empat pria berboncengan menggunakan dua motor matik, dan langsung masuk ke dalam minimarket tersebut.

"Pas masuk mereka pake kupluk, gak dicopot gitu kupluknya terus kaya tergesa-gesa, wah saya sudah curiga tuh disitu," kata Rafli menceritakan kejadian tersebut.

Benar saja, kecurigaan Rafli pun terjawab setelah empat pria tersebut langsung menodongkan senapan angin berupa pistol laras pendek berwarna silver ke arah Rafli, sementara pelaku lainnya menodongkan celurit ke rekannya.

Tak bisa melawan, Rafli pun hanya pasrah dan mengangkat kedua tangannya ketika ujung senapan angin tersebut diarahkan ke bagian wajahnya.

"Mau gimana lagi namanya ditodong pistol, saya pasrah saja sudah masalahnya kan ini nyawa saya bang," ujar Rafli dijumpai TribunJakarta.com.

Tak berselang lama, empat pria tersebut pun meminta Rafli dan rekannya untuk menunjukan brankas tempat penyimpanan uang minimarket tersebut.

Sangat terpaksa, Rafli pun mengiyakan keingian para pelaku dan berjalan menuju ruang brankas sambil terus ditodong menggunakan pistol dan senjata tajam.

"Ini yang saya curiga, kalau penjahat biasa mah kan palinh minta uang yang ada di mesin kasir bang. Tapi ini mereka langsung minta kasuh tau brankas, berarti pemain lama itu sindikat sudah profesional," terangnya.

Tiba di ruang brankas, empat pelalu tersebut pun langsung menguras isi brankas dan Rafli pun hanya bisa tertunduk lesu.

Usai menguras isi uang di dalam brankas tersebut, Rafli beserta rekannya tak serta merta dibebaskan oleh para pelaku.

Para pelaku, meminta Rafli untuk jongkok dan mengikat kedua tangannya ke belakang menggunakan kabel tis.

"Saya jongkok terus tangan saya diikat, wah itu banyak banget kabelnya yang buat ngikat tangan saya. Ikatnya itu pakai kabel tis, terus tali tambang jemuran, pakai kabel lagi kaya kabel charger gitu, sampai merah tangan saya," kata Rafli.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved