Jumat, 3 Oktober 2025

Bacaan Doa

Doa untuk Negeri agar Dilindungi Allah dari Pemimpin Zalim

Doa untuk negeri dapat dibaca untuk memohon perlindungan dari segala keburukan suatu negeri dan para pemimpin yang zalim.

|
Canva/Tribunnews
DOA UNTUK NEGERI - Gambar dibuat di Canva, Sabtu (30/8/2025). Doa untuk negeri dapat dibaca untuk memohon perlindungan dari segala keburukan suatu negeri dan para pemimpin yang zalim. 

TRIBUNNEWS.COM - Doa untuk negeri dapat dipanjatkan sebagai wujud rasa syukur sekaligus permohonan agar bangsa ini senantiasa diberkahi oleh Allah SWT. 

Sebagai umat beriman, kita diajarkan untuk tidak hanya berdoa bagi diri sendiri dan keluarga, tetapi juga untuk keselamatan tanah air yang menjadi tempat kita hidup, tumbuh, dan beribadah.

Doa untuk negeri terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 126 yang artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.’ Allah berfirman: ‘Dan kepada orang yang kafir pun akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa ia ke dalam azab neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.’”

Sementara itu, doa agar dijauhkan dari para pemimpin zalim diambil dari Al Quran pada Surat Al-Qashash ayat 17.

Doa ini juga bertujuan agar dilindungi dari para pemimpin zalim, yaitu mereka yang memiliki wewenang dan kekuasaan yang dapat mempengaruhi orang lain, namun menggunakan kekuasaannya untuk menganiaya orang lain.

Dalam laman Quran Kementerian Agama Republik Indonesia, disebutkan ayat tersebut sebagai berikut.

Doa untuk Negeri

رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنࣰا

Rabbi j‘al hādzā baladan āminan

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman …” (QS. Al-Baqarah: 126)

Baca juga: Doa Perlindungan dari Segala Kejahatan dan Keburukan Dunia

Doa agar Dijauhkan dari Pemimpin Zalim

رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ

Rabbi bimā an‘amta ‘alayya fa lan akūna ẓahīran lil-mujrimīn.

Artinya: "Ya Tuhanku, berkat nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa." (QS. Al-Qashash: 17)

Selain dari ayat tersebut, doa agar dijauhkan dari pemimpin zalim juga disebutkan dalam sebuah hadis.

Rasulullah mengajarkan doa:

اللَّهُمَّ مَن وَلِيَ مِن أَمرِ أُمَّتِي شَيئًا فَشَقَّ عَلَيهِم فَاشقُق عَلَيهِ، وَمَن وَلِيَ مِن أَمرِ أُمَّتِي شَيئًا فَرَفَقَ بِهِم فَارفُق بِهِ

Allāhumma man waliya min amri ummatī syai’an fa syaqqa ‘alaihim fashquq ‘alaihi, wa man waliya min amri ummatī syai’an fara faq bihim farfuq bih.

Artinya: “Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku lalu ia menyulitkan mereka, maka timpakanlah kesulitan padanya. Dan siapa yang mengurusi umatku lalu ia lemah-lembut kepada mereka, maka perlakukanlah dia dengan kelembutan.” (HR. Muslim no. 1828)

Hadis Tentang Pemimpin Zalim

Dalam sejumlah hadis disebutkan bahwa para pemimpin zalim bertindak menasehati di forum-forum, namun mereka culas setelah keluar dari forum.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya akan datang di tengahtengah kalian para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang di forumforum dengan penuh hikmah, tetapi begitu turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barangsiapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku bukan lagi golongan mereka dan mereka bukan golonganku dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dantidak membantu kesewenang-wenangan mereka, maka ia adalah termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.” (HR. at-Thabrani).

Rasulullah juga menggambarkan para pemimpin zalim sebagai orang yang membahayakan dan dapat menyesatkan umatnya seperti Dajjal.

Rasulullah bersabda, “Selain Dajjal ada yang lebih aku takuti atas umatku, yaitu para pemimpin yang sesat.” (HR Ahmad).

Untuk itu, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk berjihad kepada para pemimpin zalim.

“Seutama-utamanya jihad adalah menyampaikan kebenaran dengan kalimat yang benar kepada penguasa yang dzalim.” (HR Ibnu Majah).

Kriteria Pemimpin Zalim

Dalam skripsi berjudul Hukum Ketaatan Kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu Taimiyah oleh Luluk Husnawati, mahasiswi konsentrasi Ketatanegaraan Islam, program studi Jinayah Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015, disebutkan kriteria seorang pemimpin, yaitu orang yang mempunyai wewenang dan hak untuk mempengaruhi orang lain, menjadi zalim.

1. Merugikan orang lain/menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya

Pemimpin yang zalim yaitu orang yang bertindak merugikan orang lain atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

2. Kurang ilmu pengetahuan/bodoh

Pemimpin zalim yaitu orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang, sehingga membuatnya tidak dapat berpikir keras/menggali ilmu untuk menghadapi akibat dari kebijakan yang diambilnya.

3. Fasiq

Fasiq atau berdoa merupakan kriteria pemimpin zalim yang melanggar perintah dan larangan Allah.

4. Kurangnya kemampuan fisik

Kekurangan fisik seperti kurangnya kemampuan pancaindera, mulai dari pendengaran, lidah, penglihatan dan sebagainya dapat membuat seorang pemimpin menjadi zalim karena ketidakmampuannya melaksanakan tugas dan menangkap informasi/menjalankan kebijakan dengan benar.

5. Takut/ragu mengambil keputusan

Seorang pemimpin yang takut dan bimbang dalam mengambil keputusan dapat menciptakan kebijakan pemerintah yang kacau, sehingga menimbulkan kelemahan pada kepemimpinannya.

6. Lemah dalam pertahanan 

Pemimpin yang memiliki sikap lemah dapat mengancam pertahanan rakyat dan  membuat stabilitas negara berantakan, misalnya pemimpin yang penakut dan tidak punya pendirian dalam peperangan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved