Sabtu, 4 Oktober 2025

Belajar Bisa Lewat Bermain, Anak Didorong Aktif Lakukan Kegiatan Fisik

Pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar menekankan pentingnya metode pembelajaran yang menyenangkan dan aplikatif. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Pexels.com/Pixabay
Ilustrasi orang tua dan anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bermain bukan sekadar aktivitas pengisi waktu bagi anak usia dini. 

Bagi anak-anak, bermain adalah bagian penting dari proses belajar. 

Hal ini diungkapkan Ketua Sub Tim Kerja Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dr. Retno Wulandari. 

Filosofi “bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain” menjadi pendekatan utama dalam pengembangan karakter dan keterampilan anak di satuan pendidikan anak usia dini.

Baca juga: Psikolog: Ke Sekolah Diantar Ayah Tingkatkan Rasa Aman dan Percaya Diri Anak

Pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar menekankan pentingnya metode pembelajaran yang menyenangkan dan aplikatif. 

Tidak hanya mengejar target akademik, namun juga memperhatikan proses perkembangan motorik, literasi, hingga kemampuan sosial anak.

“Terkait dengan tadi bermain. Sebenarnya kalau untuk anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), itu bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain,” ungkapnya dalam acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia persembahan Cerebrofort di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2025).

Pendekatan pembelajaran melalui bermain tidak terbatas pada aktivitas fisik semata. 

Anak-anak juga dikenalkan dengan konsep literasi dan numerasi secara menyenangkan 

Seperti berhitung sambil melompat, menebalkan huruf sambil bernyanyi, atau menuang air ke dalam botol untuk mengenal volume.

“Jadi bermain itu nggak cuma aktivitas fisik, tapi kita dalam hal melakukan pembelajaran juga melalui bermain," imbuhnya. 

"Kita kasih tahu misalnya tentang kita menginfokan atau memberikan pembelajaran kepada anak terkait misalnya literasi, literasi terhadap angka gitu ya, literasi, numerasi. Dengan melalui kegiatan bermain,” lanjutnya. 

Menurutnya, kegiatan sederhana seperti meremas kertas pun memiliki nilai edukatif karena dapat melatih motorik halus anak. 

Sementara menuangkan air atau menghitung jumlah gayung ke dalam wadah mengajarkan konsep matematika dasar secara intuitif.

Di lingkungan PAUD, aktivitas fisik juga telah menjadi bagian dari jadwal rutin sekolah. 

Setiap pagi, anak-anak biasanya memulai hari dengan kegiatan “pagi ceria” yang mencakup menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa, dan senam bersama. 

Selain menumbuhkan semangat, aktivitas ini sekaligus mendukung kebugaran fisik anak.

Bermain juga telah menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran harian. 

Biasanya sebelum masuk ke materi pembelajaran formal, anak-anak diberi kesempatan bermain bebas, baik di luar ruangan maupun di dalam kelas. 

Dengan begitu, suasana belajar menjadi lebih rileks dan alami sesuai dengan tahap tumbuh kembang mereka.

Pada dasarnya anak-anak di usia tersebut cenderung aktif secara alami. 

Mereka senang bergerak, berlarian, dan bereksplorasi, yang semuanya merupakan bentuk aktivitas fisik yang mendukung perkembangan tubuh dan otak.

“Mereka tidak akan diam, jarang anak-anak kecil yang hanya duduk diam, tapi mereka akan lari ke sana, ke sini termasuk aktivitas fisik sebenarnya itu,” tutupnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved