Senin, 29 September 2025

Banjir di Denpasar Bali

Banjir Bali Rusak 60 Sekolah, Anak-anak Tetap Harus Belajar

Banjir rusak 60 sekolah di Bali. Anak-anak tetap belajar meski ruang kelas terendam dan sarpras hancur.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Istimewa via Tribun Bali
BANJIR DI BALI - Sejumlah warga melakukan pencarian tiga korban yang hilang di lokasi rumahnya di Badung, Bali, yang amblas pada Kamis 11 September 2025. Detik-detik rumah di Perumahan Permata Residence, lingkungan Gadon, Mengwitanin, Badung, Bali, tergerus air saat hujan deras turun hingga menyebabkan banjir pada Rabu (10/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banjir besar yang melanda Bali sejak awal September 2025 telah berdampak luas pada sektor pendidikan. Kementerian Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat sebanyak 1.835 sekolah terdampak banjir, dengan 60 di antaranya mengalami kerusakan berat.

“Data sementara, sebanyak 60 sekolah mengalami rusak berat, sedangkan 906 siswa dan 74 guru terdampak banjir,” ujar Direktur Jenderal Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/9/2025).

Sekolah-sekolah terdampak tersebar di enam wilayah, yakni Kabupaten Badung (214 sekolah), Gianyar (285), Jembrana (226), Klungkung (49), Tabanan (113), dan Kota Denpasar (948).

Gogot menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah tersebut dan memastikan bahwa sekolah yang terdampak akan memperoleh bantuan.

“Kami akan memberikan bantuan berupa sarana dan perbaikan prasarana sekolah sehingga mengurangi risiko dampak banjir, pada tahun anggaran 2026,” katanya.

Baca juga: Drama Penangkapan ODGJ Pembunuh Ibu Kandung di Muna, Warga Selamat Usai Cengkram Kemaluan Pelaku

Saat banjir terjadi, sekolah-sekolah di Bali sedang libur Hari Raya Pagerwesi, sehingga tidak ada aktivitas pembelajaran. Namun, Gogot menekankan bahwa layanan pendidikan tetap harus berjalan.

“Layanan pendidikan harus tetap diberikan segera untuk memastikan anak-anak kita tetap belajar walaupun di kondisi pasca darurat bencana,” tegasnya.

Dinas Pendidikan Provinsi Bali melalui Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Bali terus memperbarui data sekolah terdampak melalui dashboard pemantauan.

Pemerintah daerah juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem selama tujuh hari, dari 10 hingga 17 September 2025.

Banjir yang terjadi tidak hanya merusak fasilitas pendidikan, tetapi juga menelan korban jiwa. Sebanyak 14 orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, 562 warga mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Patut dicatat, musibah ini terjadi hanya beberapa hari setelah Hari Raya Pagerwesi, saat sebagian besar sekolah sedang libur. Namun, dampaknya tetap signifikan karena banyak bangunan sekolah yang terendam dan rusak parah.

Kemendikdasmen mengimbau pemerintah daerah untuk segera menyesuaikan layanan pendidikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Pengecekan kondisi bangunan dan kesiapan sarana belajar menjadi prioritas agar proses pembelajaran dapat segera pulih.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan