Bacaan Doa
Niat Mandi Wajib Setelah Haid, Panduan Bersuci sesuai Tuntunan Islam
Niat mandi wajib setelah haid dapat dibaca ketika mengguyurkan air pertama kali ke tubuh. Muslimah yang junub harus mandi wajib sebelum sholat.
Tata caranya juga berdasarkan pada ajaran Rasulullah dan diriwayatkan dalam hadis berikut ini.
Dari Umar bin Khattab Nabi bersabda: “Keabsahan amal adalah dengan niat. Bagi tiap orang sesuai dengan niatnya” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: "Biasanya Rasulullah ﷺ apabila mandi karena junub, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk salat, lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menyela-nyela pangkal rambutnya dengan jari-jarinya. Kemudian beliau menyiramkan tiga cidukan air ke atas kepala, lalu menyiramkan air ke seluruh tubuhnya." (HR. Muslim)
“Apabila datang bulan (menstruasi), maka tinggalkanlah shalat dan apabila telah selesai haid, maka mandilah kamu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Surat Al-Maidah (5:6): “…dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kami sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)…”
Sebab-sebab Mandi Wajib
Muslim dan muslimah harus melakukan mandi wajib jika dalam keadaan junub, yaitu kondisi tidak suci secara besar karena sebab tertentu, seperti berikut ini.
1. Berhubungan badan
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اَلْأَرْبَعِ, ثُمَّ جَهَدَهَا, فَقَدْ وَجَبَ اَلْغُسْلُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ . زَادَ مُسْلِمٌ: “وَإِنْ لَمْ يُنْزِل
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seorang laki-laki duduk di antara empat bagian (tubuh) wanita lalu mencampurinya, maka ia telah wajib mandi.” Muttafaq Alaihi. Meski tidak ejakulasi. HR Muslim
2. Keluar Sperma / Mani
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ; أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ -وَهِيَ اِمْرَأَةُ أَبِي طَلْحَةَ- قَالَتْ: – يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنَّ اَللَّهَ لَا يَسْتَحِي مِنْ اَلْحَقِّ, فَهَلْ عَلَى اَلْمَرْأَةِ اَلْغُسْلُ إِذَا اِحْتَلَمَتْ؟ قَالَ: “نَعَمْ. إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ” – اَلْحَدِيثَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda tentang wanita yang bermimpi sebagaimana mimpinya seorang laki-laki, beliau bersabda: “Ya, jika melihat mani[1].” Muttafaq Alaihi.
3. Haid dan Nifas
فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي اَلصَّلَاةَ, وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ اَلدَّمَ, ثُمَّ صَلِّي – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Nabi bersabda: “Apabila haidmu datang tinggalkanlah shalat dan apabila ia berhenti maka bersihkanlah dirimu dari darah itu (mandi) lalu shalatlah.” Muttafaq Alaihi.
4. Meninggal dunia/wafat
Seorang muslim/muslimah yang meninggal dunia wajib disucikan dengan mandi wajib, yang dilakukan oleh pengurus jenazah, orang yang hidup atau keluarganya.
Dari Ibnu Abbas Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian memandikan jenazah, maka basuhlah dia sebanyak tiga kali, lima kali, tujuh kali, atau lebih dari itu jika dirasa perlu, dan gunakan air yang wangi dan berikan sedikit daun bidara" (HR. Bukhari dan Muslim).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.