Utut Adianto Dorong Respons Sigap Indonesia atas Memanasnya Situasi Iran-Israel
Konflik Iran-Israel menandai dimulainya fase baru dalam dinamika geopolitik global dan menjadi pembelajaran strategis bagi sistem pertahanan nasional.
“Pertamina tentu sudah punya kajian dan sedang konsolidasi. Kita harap mereka siap,” tandasnya.
Perlu Kesigapan
Sementara itu, Utut Adianto memandang bahwa konflik ini bukan sekadar bentrokan regional, melainkan sebuah perang yang membawa implikasi global, termasuk bagi Indonesia.
“Perlu saya sampaikan bahwa ini adalah perang, jangan dipandang dari sudut agama atau rasisme. Fakta di lapangan sangat jelas,” ujarnya.
Ia merujuk pada pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut operasi militer ini sebagai Rising Lion, sementara Iran membalas lewat serangan bernama The Promise to the Truth: The Third.
Baca juga: 150.000 Warga Israel Terlantar di Luar Negeri Karena Perang dengan Iran, Penerbangan Ditutup
Menurut Utut, terdapat tiga hal utama yang perlu dicermati, yakni penyebab perang, potensi titik akhirnya, serta relevansi perang ini terhadap konsep pertahanan Indonesia.
Ia mendorong agar Menteri Pertahanan dan jajaran terkait seperti Dirjen Kekuatan Pertahanan dan Kepala Staf TNI menyusun laporan mendalam.
“Yang diserang Israel adalah wilayah pengayaan uranium milik Iran di Provinsi Isfahan. Bahkan, tujuh ilmuwan fisika dan nuklir gugur. Ini bukan hal sepele. Membentuk ilmuwan seperti itu tidak mudah,” ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa sekitar 200 jet tempur Israel terlibat dalam operasi ini, dengan serangan terfokus ke sasaran militer dan infrastruktur penting, seperti kilang minyak di Bandar Abbas.
Selain itu, Utut juga menyebut analogi dengan film Star Wars untuk menggambarkan kecanggihan sistem pertahanan yang digunakan kedua negara, termasuk penembakan dan intersepsi rudal balistik.
Lebih dari itu, ia juga menyoroti potensi dampak ekonomi global, khususnya jika perang berlangsung lebih dari dua minggu.
“Jika perang ini berkepanjangan, biayanya bisa melebihi APBN kita yang mencapai Rp3.621 triliun,” tegasnya.
Utut juga mengungkap sejumlah tokoh penting Iran yang dilaporkan wafat dalam konflik ini, di antaranya Brigjen Esmail Ghani, Mayor Jenderal Hossein Salami, serta ilmuwan nuklir Fereydoon Abbasi.
Ia mengenang kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 26 Mei 2023 yang disambut hangat oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani. Namun, setahun kemudian, Presiden Raisi wafat dalam kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur.
“Beliau sangat tulus. Saat itu beliau berkata 'Terimalah persahabatan kami. Bagi kami, Indonesia adalah sahabat Iran',” kenang Utut.
Lestari Moerdijat Tegaskan Pentingnya Pendidikan Berkualitas untuk Wujudkan SDM Berdaya Saing |
![]() |
---|
Lestari Moerdijat: Perlu Langkah Nyata untuk Selamatkan Seni Kentrung Jepara dari Kepunahan |
![]() |
---|
Ketua MPR RI Resmi Buka World Muslim Scout Jamboree 2025 di Cibubur |
![]() |
---|
HNW: Kementerian Haji Harus Perkuat Layanan, Efisiensi Biaya, dan Atasi Masalah Penyelenggaraan |
![]() |
---|
Prabowo Sebut BRICS Sebagai Pilar Penting Bagi Stabilitas dalam Situasi Geopolitik Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.