Senin, 29 September 2025

Persemaian Skala Besar: Pilar Baru Indonesia dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Program ini terus berkembang, terutama dalam pendekatan target, dari fokus pada jumlah bibit yang ditanam menjadi keberhasilan pemulihan luasan areal

Editor: Content Writer
KLHK
Persemaian Liang Anggang 

TRIBUNNEWS.COM - Persemaian Liang Anggang (PLA) di Kalimantan Selatan, bersama dengan empat persemaian skala besar lainnya seperti Persemaian Labuan Bajo (NTT), Persemaian Mandalika (NTB), Persemaian Likupang (Sulawesi Utara), dan Persemaian Toba (Sumatera Utara), menjadi bagian penting dalam mendukung Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). 

Program ini terus berkembang, terutama dalam pendekatan target, dari fokus pada jumlah bibit yang ditanam menjadi keberhasilan pemulihan luasan areal yang ditanami. Persemaian ini melanjutkan peran penting dari Persemaian Modern Rumpin di Jawa Barat dan Persemaian Mentawir di IKN dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekosistem hutan di Indonesia.

Mantan Menteri LHK era Presiden Joko Widodo, Siti Nurbaya meresmikan lima Persemaian bersama dengan Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin pada Senin, (14/10/2024).

Siti Nurbaya mengungkapkan bahwa merehabilitasi lahan dengan penanaman pohon harus jelas hasilnya dan diukur dari luasan penanaman tersebut, bukan hanya menanam satu juta atau satu milyar pohon. 

"Harus jelas dan ada realisasi konkrit tentang berapa luas hasil yang telah ditanam dan yang  akan dicapai pemulihannya hasil dari penanaman pohon," ungkap Siti Nurbaya pada peresmian tersebut.

Ia pun menegaskan bahwa berdasarkan pengalaman sejak 2015-2016 hingga 2022-2023, maka terbukti bahwa pertimbangan perlunya kejelasan luasan areal yang berhasil ditanam merupakan pendekatan cukup tepat. 

"Gambaran yang dihasilkan dari monitoring hutan dan deforestasi tahun 2022- 2023 menurut Ditjen PKTL, sudah bisa terlihat pada citra satelit bahwa muncul hutan-hutan baru dari hasil penanaman pohon atau RHL setelah lebih kurang 5-6 tahun penanaman" jelas Siti Nurbaya.

Pemerintah mendorong kerja kolaborasi multipihak sebagai langkah strategis dalam Program RHL. Pembangunan PLA menjadi contoh nyata penerapan skema Public-Private Partnership (PPP). Melalui kolaborasi ini, PLA dibangun dengan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air (BWS Kalimantan III) untuk penyediaan air, serta PT. Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi area produksinya.

Siti Nurbaya menekankan pentingnya pendekatan kerja sama ini sebagai model yang dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Menurutnya, pola kemitraan publik-swasta tidak hanya mendukung pemulihan lingkungan tetapi juga menjadi perhatian global, di mana pelestarian alam merupakan tanggung jawab bersama, termasuk sektor swasta.

Paradigma baru dalam pembangunan persemaian skala besar ini menggabungkan pembelajaran berharga dari berbagai pendekatan. Pemerintah mengombinasikan pola pembibitan beragam jenis pohon yang biasa dilakukan di persemaian permanen dengan skala besar monokultur yang sering diterapkan oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Kombinasi ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekosistem dan mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia.

"Pemerintah belajar dari perusahaan-perusahaan besar HTI tentang ini. Dengan demikian kita mendapatkan pola yang baru yaitu dengan skala besar dan dari berbagai jenis tanaman, dalam pola kerja public private partnerships, dimana sarana dasar disiapkan oleh pemerintah melalui KLHK dan  KemenPUPR dan sarana produksi bibit dibangun oleh dunia usaha, seperti yang kita lihat saat ini. Sarana produksi seperti  bangunan untuk mother plat, untuk germination house, aclimatisation area dan open growth area, hingga tanaman siap didistribusikan," jelas Siti Nurbaya.

Baca juga: Beri Dukungan Penuh, Pemerintah Norwegia Apresiasi Penurunan Deforestasi di Indonesia

Kolaborasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan juga telah ilakukan dalam perencanaan, distribusi, dan monitoring bibit dari PLA. Bibit ini diharapkan mempercepat RHL di wilayah BPDAS Barito, mendukung program Gerakan Revolusi Hijau, dan target NDC Indonesia melalui Indonesia FOLU Net Sink 2030.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan menegaskan dukungan penuh terhadap PLA sebagai upaya memulihkan lahan dan mengurangi emisi. Pemerintah juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama mempercepat reforestasi, menjaga keberlanjutan, dan mendorong ekonomi berbasis keanekaragaman hayati serta carbon offset.

Keberlanjutan dalam Mitigasi Iklim

Pemerintah mendorong kolaborasi multipihak dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk reforestasi dan peningkatan tutupan hutan, sebagai bagian dari respon terhadap isu global seperti keberlanjutan, keanekaragaman hayati, dan ekonomi sirkular, serta mendukung orientasi carbon offset.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan