Dokter Pulmonologi Sebut Proses Pembakaran Jadi Penyebab Utama Penyakit akibat Merokok
Proses pembakaran yang terjadi saat merokok merupakan penyebab utama penyakit akibat merokok.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pembakaran yang terjadi saat merokok merupakan penyebab utama penyakit akibat merokok.
Meski begitu, sebagian masyarakat belum mendapatkan informasi yang tepat terkait bahaya yang disebabkan oleh proses pembakaran tersebut.
Berdasarkan kajian ilmiah, produk tembakau alternatif, seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan, dapat mengurangi risiko kesehatan akibat merokok karena tidak melibatkan proses pembakaran.
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi pada Indraprastha Apollo Hospitals, Dr. Vinny Kantroo, menjelaskan perbedaan mendasar antara produk tembakau alternatif dan rokok terletak pada proses penggunaannya.
Spesialis Pulmonologi adalah dokter yang memiliki keahlian khusus dalam mendiagnosis dan menangani gangguan pada sistem pernapasan.
"Merokok melibatkan pembakaran tembakau sehingga menghasilkan asap yang mengandung ribuan bahan kimia. Banyak dari bahan kimia ini toksik, dan puluhan diketahui menyebabkan kanker. Kebiasaan merokok dikaitkan dengan kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, dan masalah pernapasan seperti bronkitis kronis dan emfisema,” ungkap Dr. Vinny dikutip Selasa (30/9/2025).
Vinny Kantroo merupakan dokter spesialis pulmonologi, perawatan kritis, dan kedokteran tidur yang sangat berpengalaman, berbasis di Indraprastha Apollo Hospitals, New Delhi, India.
Ia memiliki pengalaman lebih dari 19 tahun di bidang pulmonologi dan perawatan kritis, sebagai Senior Consultant di Apollo Hospitals New Delhi dan Noida, India.
Berbeda dengan rokok, Dr. Vinny menjelaskan bahwa vape menggunakan alat untuk memanaskan cairan (e-liquid) yang biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lain.
"Vape tidak membakar tembakau, sehingga menghasilkan lebih sedikit zat toksik dibandingkan rokok,” imbuhnya.
Perbedaan utama ini sangat krusial. Sebab, sistem pemanasan pada vape tidak memproduksi zat-zat berbahaya seperti yang dihasilkan dari proses pembakaran tembakau di rokok.
Perbedaan tersebut menjadikan vape sebagai alternatif yang berisiko lebih rendah bagi perokok yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
Sependapat dengan Dr. Vinny, Pemerhati Kesehatan Masyarakat, dr. Tri Budhi Baskara, mengatakan, tembakau alternatif, memiliki risiko lebih rendah dibanding rokok karena tidak menghasilkan TAR dan karbon monoksida.
"Produk tembakau alternatif lebih rendah risiko dibanding rokok, tapi patut diingat, bukan tanpa risiko. Produk ini cocok sebagai strategi harm reduction bagi perokok yang ingin beralih, namun pilihan paling tepat adalah berhenti total dari nikotin,” ujarnya.
Ia menjelaskan, edukasi publik tentang harm reduction masih sangat minim di Indonesia, sangat kontras dengan informasi di publik yang sering tercampur fakta dan opini, serta framing media.
Akibatnya, banyak yang melihat produk tembakau alternatif sebagai ancaman baru, bukan sebagai opsi beralih dari kebiasaan merokok.
10 Penyakit yang Belum Bisa Disembuhkan: Diabetes hingga Sindrom Orang Kaku |
![]() |
---|
Fenomena Withdrawal Effect, Bikin Orang Sulit Berhenti Merokok |
![]() |
---|
Dosen di India Ngaku Dewa dan Dilaporkan Cabuli 17 Mahasiswi |
![]() |
---|
Amarah Trump Meledak di Rapat PBB, India dan Tiongkok Dituding Danai Perang Rusia |
![]() |
---|
Kebijakan Trump Makan Korban: Kenaikan Biaya Visa H-1B Bikin Teknologi AS Terancam Krisis Talenta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.