Asma Bukan Penyakit Menular, Dokter: Faktor Genetik dan Polusi Jadi Pemicu Utama

Ketika tubuh terserang virus flu, bakteri, atau bahkan parasit, saluran napas penderita asma yang sensitif akan lebih mudah mengalami penyempitan. 

Kondisi ini dapat berujung pada serangan akut yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Karena itu, penting bagi penderita asma untuk menjaga daya tahan tubuh, menghindari paparan asap rokok, serta segera berkonsultasi ke tenaga medis bila gejala semakin berat.

Meski tak bisa disembuhkan sepenuhnya, asma dapat dikendalikan dengan pengobatan rutin dan pengelolaan faktor pencetus. 

Pola hidup sehat, rajin berolahraga sesuai kemampuan, menjaga kebersihan rumah, serta menghindari polusi adalah langkah sederhana yang dapat memperpanjang “hari bebas serangan” bagi penderita.

Asma juga tidak seharusnya menghalangi produktivitas. 

Dengan pengobatan yang tepat, banyak penderita asma mampu beraktivitas normal, bahkan berprestasi di bidang olahraga maupun pekerjaan yang menuntut fisik.

Lebih lanjut dr Alfian menekankan pentingnya pemahaman keluarga dan masyarakat. 

“Asma itu bukan infeksi yang menular, tetapi genetik turunan. Yang didapatkan pada seorang yang responsif atau nafasnya itu sensitif sekali dengan adanya paparan dari luar,” ujarnya.

Kesehatan penderita asma tidak hanya bergantung pada diri mereka, tetapi juga dukungan lingkungan. 

Pemerintah diharapkan memperketat regulasi terkait polusi udara, penyediaan ruang publik bebas asap rokok, dan edukasi masyarakat mengenai faktor pencetus asma.

Dengan pemahaman yang tepat, stigma bisa dikikis, penderita asma dapat menjalani hidup lebih nyaman, dan masyarakat semakin peduli menciptakan lingkungan sehat bagi semua.